Liputan6.com, Garut - Tak cukup hanya es Goyobod yang sudah lama melegenda, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ternyata punya minuman tradisional lain yang siap memanjakan lidah Anda di bulan puasa Ramadan kali ini. Es cendol Bandung namanya.
Nama Bandung melekat sebab Agus Firmansyah, sang perintis, merupakan mantan karyawan es cendol Elizabeth yang terkenal di Kota Bandung.
"Ya saya ingin mengubah nasib buka di Garut tahun 1999 ternyata responsnya bagus," ujar Agus mengenai masa rintisan usahanya di Kota Dodol, 18 tahun silam, saat ditemui, Jumat 2 Juni 2017 .
Besar dan tumbuh di Kota Bandung, Agus mempersunting Idah, wanita asal Cikelet, Kabupaten Garut yang menuntunnya untuk berjualan es cendol Bandung di Garut.
"Saya pernah jualan pakai gerobak Elizabeth (es cendol) hingga besar seperti sekarang, tapi ya saya ingin mandiri juga," ujar dia sambil tersenyum menyampaikan alasannya keluar.
Advertisement
Baca Juga
Berangkat dari itulah, menggenggam semua resep es Elizabeth serta pengalamannya selama lima tahun di dapurnya es Elizabeth, ia memberanikan diri melakukan usaha sendiri secara mandiri.
"Makanya saya tidak pakai Elizabeth untuk menghormati," kata dia
Agus mengatakan, secara umum es cendol buatannya tidak jauh beda dengan es cendol Elizabeth tempat 'bergurunya' dulu. Berbahan campuran tepung beras dan tepung kanji sehingga menghasilkan tekstur kenyal serta gurih. "Kalau warna hijaunya saya pakai ekstrak daun suji atau daun pandan, alami tanpa ada pengawet sedikit pun," ujar dia.
Namun ujar dia, salah satu ciri khas es cendol buatannya yang langsung digemari warga Garut, terletak pada campuran santan kelapa yang kental. "Santannya asli tanpa campuran air, sehingga rasanya gurih," ujar Idah, sambil melayani pembeli yang telah mengantre.
Selain santan yang kental, campuran kental gula aren asli ikut menambah rasa gurih manis es cendol saat buka puasa anda dimulai. "Sepintas memang sudah bisa ditebak sama persis es Elizabeth, tapi memang pas saja (rasanya) di lidah," ujar Yayat salah satu konsumen setia es cendol.
Menurut Yayat, dengan campuran yang tepat antara cendol, santan dan gula aren, es cendol bandung rasa Garut ini memang sangat cocok digunakan sebagai menu pembuka saat buka puasa Anda di bulan Ramadan ini. "Lumayan tambah segar buat setelah dahaga puasa," ujarnya.
Penjualan Naik Berlipat Ganda
Dengan campuran yang tepat itulah, tak mengherankan jika bulan puasa Ramadan tiba, seolah keran uangnya melimpah, omzet penjualannya berlipat ganda, warga sampai antre, bahkan tak kebagian karena dagangan ludes. "Lumayan bisa bantu tetangga untuk diperbantukan di sini," kata dia.
Agus menambahkan, selama bulan Ramadan, rata-rata adonan cendol naik berlipat ganda. Tepung kanji mencapai 1,5 kuintal atau hampir 10 kali lipat jika dibanding jualan hari biasa, kemudian terigu 1 kuintal, buah kelapa segar sebagai bahan santan 2 kuintal.
Sementara gula merah aren sebagai pemanis cendol mencapai 50 kilogram. "Lelah juga karena ada dua cabang lainnya, tapi terbayarlah (untung berlipat)," ujar dia yang mengaku menjajakan sendiri barang dagangannya kepada dua cabang lainnya.
Meskipun jualannya terbilang singkat dari pukul 13.00-17.00 WIB petang, jangan heran, tak kurang dari 30 ember jeriken ukuran 50 liter ludes setiap hari selama sebulan penuh Ramadan. "Kalau biasa hanya 10 ember untuk tiga tempat dagangan," kata dia.
Untuk satu porsi kecil, es cendol dijual seharga Rp 5 ribu, ukuran sedang Rp 8 ribu, sementara ukuran besar Rp 16 ribu. Saat disinggung berapa keuntungan bersih yang berhasil ia raih dalam sehari saat Ramadan, ia enggan membocorkannya. "Tinggal dihitung saja, saya tidak hafal," ujar dia sambil tersenyum sambil menutup pembicaraan.
"Kadang sebelum jam 5Â sore sudah habis, apalagi kalau cuaca cerah," ujar Alit, pedagang cabang es cendol yang biasa mangkal di Jalan Merdeka.
Menurut dia, cuaca sangat berperan terhadap jualan es cendolnya. Semakin lama cuaca cerah, semakin cepat barang dagangannya habis terjual. "Kalau cuaca panas bisa lima ember lebih habis di sini saja," ujarnya.
Advertisement