Liputan6.com, Brebes - Dalam tiga hari terakhir, dua kasus kematian pria secara tak wajar terjadi berturut-turut di kawasan Pantura, Jawa Tengah. Pertama, penemuan sesosok mayat pria yang tergeletak di sebuah rumah kosong di pinggir jalur Pantura Brebes pada Kamis sore, 1 Juni 2017.
Jasad pria itu diketahui merupakan seorang kernet truk bawang merah di Brebes bernama Saryo (28). Warga Desa Pesantunan, kecamatan Wanasari, Brebes itu diduga meninggal akibat overdosis minuman oplosan. Pasalnya, di sekitar jasad korban ditemukan sejumlah botol minuman bersoda dan puluhan bungkus obat batuk cair sachet.
Lokasi rumah kosong tak jauh dari alun-alun Brebes yang menjadi tempat penemuan jasad kernet itu dikenal sebagai tempat pesta miras. Tubuh Saryo ditemukan pertama kali oleh warga sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelumnya, sejumlah pemuda diduga berpesta minuman keras di lokasi itu.
Meski begitu, ada sejumlah keganjilan pada tubuh korban. Pasalnya, pada tangan korban juga terdapat luka bekas sayatan dan di bagian leher korban terdapat luka bekas terbakar seperti habis tersengat aliran listrik.
Petugas kepolisian yang mendapat laporkan langsung datang ke lokasi dan membentangkan garis kuning untuk sterilisasi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara.
Baca Juga
"Dari temuan kami mendapat korban sudah tidak bernyawa. Apakah kematiannya wajar atau ada indikasi-indikasi lain kita akan lakukan penyelidikan lebih lanjut," ucap Kapolres Brebes melalui Kasat Reskrim, AKP Arwansa.
Jasad kernet itu langsung dievakuasi ke RSUD Brebes untuk diautopsi. Tak berapa lama, Sumarni (28), istri korban mendatangi kamar jenazah RSUD Brebes. Ia langsung menangis histeris karena tidak menyangka suaminya sudah tidak bernyawa.
Sebelumnya, suaminya berpamitan sejak Sabtu pekan lalu akan berangkat ke Jakarta menjadi kernet truk membawa muatan bawang merah. "Ya Allah mas, kok jadi begini," ucap Sumarni lirih sembari melihat jasad suaminya yang sudah terbujur kaku.
Kasus kematian kedua adalah penemuan jasad pria yang gantung diri di kediamannya. Peristiwa itu sontak menggegerkan warga Desa Kalimas Randudongkal, Kabupaten Pemalang, pada Jumat dini hari, 2 Juni 2017.
Pria yang bunuh diri itu diketahui bernama Wahyudi (35). Sebelum kejadian, Samsudin (52), tetangga korban kaget mendengar teriakan seorang perempuan di pagi-pagi buta saat sedang menyantap sahur.
Mendengar teriakan itu, Samsudin bergegas ke rumah korban yang hanya berjarak beberapa meter dari tempatnya tinggal. Ia juga sempat membangunkan Nurul Iman (26) yang rumahnya bersebelahan dengannya. Mereka berdua kemudian pergi ke rumah Samiah.
"Dan ketika kami masuk ke rumah Samiah, kami mendapati korban bunuh diri. Wahyudi (35) anak kandung Samiah," ujar Samsudin.
Menurut Samsudin, korban baru pulang dari Jakarta dua minggu yang lalu. "Korban bunuh diri dengan menggunakan kain yang terikat ke usuk atap rumah dan tali bagian bawah mengikat lehernya dengan ketinggian 2,5 meter dari tanah," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsek Randudongkal AKP I Ketut Mara mengungkapkan bahwa dari hasil pemeriksaan anggota bersama dokter Puskesmas Randudongkal II Kalimas tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kemungkinan korban sudah meninggal dua jam dari waktu diperiksa.
"Disimpulkan oleh medis itu adalah korban gantung diri," kata I Ketut Mara.
Ibu korban, Samiah mengatakan anaknya sudah dua minggu yang lalu pulang dan mengeluh kepadanya. Menurut sang anak, ia sedang bertengkar dengan istrinya yang tinggal di Jakarta dan orangtua istrinya ikut campur.
"Saya tidak mengira akan berakhir dengan seperti ini," ujar Samiah sedih.