Sukses

Flyover Belum Jadi, Macet Hantui Pemudik di Jalur Tengah

Kemacetan parah diperkirakan akan terjadi di jalur penghubung Jalur Pantai Utara ke Jalur Selatan ini saat arus mudik nanti.

Liputan6.com, Brebes - Flyover Kretek yang berada di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dipastikan tidak akan selesai sesuai target H-7 Lebaran. Alhasil, kemacetan parah diperkirakan akan terjadi di jalur penghubung Jalur Pantai Utara ke Jalur Selatan ini saat arus mudik nanti.

Padahal, di perlintasan tanah sebidang rel kereta api Kretek ini merupakan titik simpul kemacetan parah yang terjadi setiap musim mudik Lebaran dalam lima tahun belakangan. Hal itu wajar mengingat Jalur Tengah ini menjadi tumpuan jalur utama bagi pemudik dari arah Jakarta via Brebes-Tegal-Purwokerto ataupun sebaliknya. Selain itu, perlintasan Kretek ini menjadi favorit warga setempat untuk menjalankan roda perekonomian saat musim arus mudik atau balik tiba.

Jembatan layang Kretek dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Selain Kretek, pemerintah pusat juga membangun tiga flyover lain di Kabupaten Brebes dan Tegal ini.

Ketiga flyover yang berada di jalur penghubung Pantura dan Jalur Selatan itu diharapkan dapat memberikan kelancaran lalu lintas pemudik dari Jakarta yang akan menuju Purwokerto, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, dan lainnya. Semestinya, fly over ditargetkan selesai sepekan sebelum Lebaran.

Kepala Tata Usaha Flyover Ditjen Bina Marga Kemen PUPR, Lindung Simbolon, memastikan flyover Kretek tidak selesai tepat waktu, yakni mundur dari target sebelum Lebaran 2017 mendatang.

"Ya memang benar itu, sampai saat ini, progres pembangunan flyover Kretek sudah mencapai 75 persen lebih. Namun, tidak selesai sebelum Lebaran," ucap Lindung Simbolon, Senin, 5 Juni 2017

Ia menjelaskan ada beberapa faktor penyebab molornya realisasi pembangunan. Misalnya faktor padatnya lalu lintas jadi kendala percepatan pembangunan.

"Kendaraan berat masih melintas di proyek tersebut meski sudah dipasang papan pemberitahuan bahwa kendaraan berat lebih dari dua sumbu roda dilarang melintas," dia menambahkan.

Lindung menyebut, pembebasan lahan yang alot antara pemilik lahan, dalam hal ini warga dengan tim pembebasan lahan, juga tidak berjalan sesuai rencana. Akibatnya, jadwal eksekusi dan pengerjaan pembangunan hingga molor beberapa bulan, yang berakibat pada flyover ini tidak bisa digunakan saat arus mudik nanti.

"Untuk kesepakatan pembebasan lahan memang sempat alot dan lama. Sehingga, realisasi selesainya flyover tidak terkejar untuk Lebaran nanti," ujar dia.

2 dari 2 halaman

Gunakan Jembatan Bailey

Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) flyover Ditjen Bina Marga KemenPUPR, Wahyu Winurseta, mengatakan untuk mengantisipasi tingginya volume kendaraan saat arus mudik nanti, pihaknya memasang jembatan bailey.

Jembatan bailey merupakan jembatan rangka baja ringan yang mudah dipindah-pindah (moveable). Jembatan ini biasanya digunakan sebagai penunjang pembangunan di pelosok daerah.

"Jembatan bailey dari Zeni Tempur (Zipur) Kodam IV Diponegoro akan dipasang di flyover Kretek," ucap Wahyu.

Jembatan bailey merupakan jembatan sementara sebagai pengganti girder atau balok beton yang dipasang melintang di atas perlintasan kereta api.

Wahyu memaparkan, pemasangan jembatan bailey bersifat darurat, yakni supaya flyover bisa dilewati untuk arus mudik mulai H-10 hingga arus balik H+10 Lebaran.

Untuk tiga flyover lainnya, Wahyu menegaskan dia optimistis bisa selesai tepat waktu dan secara fungsional bisa digunakan pada H-10.

"Optimistis H-10 bisa dilintasi. Sebelumnya, akan ada uji coba terlebih dahulu," kata dia.

Kasatlantas Polres Brebes AKP Arfan Zulkhan Sipayung menyebut, untuk mengantisipasi kemacetan parah di persimpangan Kretek pihaknya akan menempatkan personel tambahan di lokasi flyover.

"Sebanyak 20 personel kami akan mengatur lalu lintas di titik flyover Kretek selama 24 jam nonstop. Nanti mekanismenya bagaimana jika terjadi kemacetan parah, akan diberlakukan sistem buka tutup," katanya.

Khusus untuk flyover Kretek, kata dia, akan tetap digunakan sebagai jalur mudik yang menggunakan mobil pribadi atau kendaraan dengan berat di bawah 10 ton.

"Karena flyover belum selesai pada arus mudik Lebaran ini, dan hanya menggunakan jembatan bailey, maka kendaraan kecil mobil pribadi saja yang boleh lewat termasuk sepeda motor," ucap Arfan Zulkhan Sipayung.

Sedangkan truk engkel ataupun kendaraan berat lainya tak diperkenankan melalui jembatan bailey dan tetap menggunakan lajur di bawah flyover tersebut.

"Truk besar atau berat kami tegaskan tak boleh lewat jembatan bailey karena rawan dan berbahaya," katanya.Â