Liputan6.com, Garut - Bicara masalah makanan di wilayah Jawa Barat, memang tidak ada hentinya. Garut salah satunya. Daerah penghasil utama dodol ini memang punya segala cara mengolah makanan yang lezat untuk mengenyangkan isi perut Anda.
Kali ini Liputan6.com mencoba menyajikan sedikit tulisan tentang kue khas masyarakat Garut, yakni kue balok brownies cokelat meler. Sesuai namanya kue ini memang lebih enak disajikan dalam keadaan hangat, agar mendapatkan sensasi lumeran cokelat cair hangat di lidah.
"Pas sekali kalau ditemenin satu gelas teh hangat," ujar Windi, salah satu pelanggan setia kue balok brownies meler si raja balok Q'Anom yang kiosnya berada di Jalan Rancabango, Garut, saat menunggu antrean pesanan kue, Rabu, (7/6/2017).
Baca Juga
Bagi Anda baru pertama kali datang ke toko ini memang butuh pengorbanan untuk mendapatkan makanan incaran yang lezat tersebut. Sebab, selain harus antre, pelanggan juga mesti mendapatkan nomor urut saat memesan, layaknya pasien yang mau ke dokter.
"Saya saja sudah setengah jam yang lalu (pesan), ini mah sebentar, biasanya satu jam mesti nunggu," kata dia.
Tidak berlebih memang, apalagi di bulan Ramadan seperti saat ini jam operasional toko terbilang singkat dari pukul 14.00 WIB sampai bakda salat tarawih. Sementara pada hari biasa saja antrean sudah biasa terjadi.
"Kalau tidak mau lama di sini, biasanya kita tanya dulu, ada pegawainya yang bisa kita telepon dan minta dianterin," ujar dia.
Kue khas warga Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut ini memang sudah lama dikenal memiliki cita rasa tinggi. Warga Garut yang kerap merantau ke luar kota, tentu kangen dengan kue ini jika mudik ke Garut.
Selain lembut dan empuk di mulut, kue si raja balok ini memberikan sensasi baru berupa lumuran cokelat hangat yang masih mencair. "Aneh saja, kue balok cokelat dan cokelatnya melumer, baru nemu kue balok seperti ini,"Â Windi menambahkan.
Advertisement
Laris Manis
Pemilik kue balok brownies si Raja Balok, Merlin mengatakan, resep kue lezat yang ia jual memang terletak pada adonan yang digunakan. "Saya pilih barang kualitas satu, mulai terigu, susu, mentega, gula hingga cokelat, tidak ada yang aneh (resep), saya jamin bebas bahan pengawet," ujar dia.
Tak mengherankan, meskipun terbilang baru berjualan lima tahun terakhir, pelanggan setianya tetap mengejar. "Awalnya saya buka di pengkolan (pusat kota) Garut, namun karena dikomplain sering bikin macet akhirnya saya pindah ke sini," ujar dia mengingat perjuangannya mengawali jualan brownies meler ini.
Ia mengatakan, rata-rata omset jualan di hari biasa mencapai 30 boks (1 boks berisi 350 buah kueh balok). Bahkan jika momen tertentu saat liburan panjang, penjualannya lebih laris lagi karena bisa mencapai 40 boks.
"Kalau puasa justru tidak laku banyak, sebab waktunya sebentar, paling habis 15 boks," kata dia.
Untuk menghasilkan kue yang empuk, sebanyak tiga tungku dengan bahan dasar arang kayu pete sengon siap membara. Wawan Setiawan, salah satu pegawai kue si Raja Balok mengatakan, penggunaan kayu bakar dimaksudkan agar menghasilkan bara api yang merata serta aroma wangi buat kue.
"Kalau terlalu panas gampang gosong, atau terlalu pelan apinya tidak optimal adonan mengembangnya, makanya pakai arang kayu jadi lebih bagus pembakarannya," tutur dia.
Akibat membeludaknya pembeli, tak heran dalam beberapa kesempatan, Wawan selalu melewatkan jatah makan yang diberikan majikan.
"Boro-boro ingat (makan), saya kadang untuk duduk saja sulit," kata dia, yang mengaku kerap berdiri berjam-jam melayani pembeli, sambil menuangkan adonan ke dalam cetakan loyang kue balok yang sudah tersedia.
Wawan bersyukur, ketimbang hari biasa, jam kerja bulan puasa terbilang lebih singkat. Jika hari biasanya jam operasional dari pukul 08.00 hingga 22.00 WIB.
"Puasa, paling buka pukul 14.00 WIB sampai tarawih sudah habis," kata dia.
Bagi Anda yang saat ini tengah berada di Garut, tidak ada salahnya jika kue balok brownies meler ini masuk dalam daftar menu pencuci mulut sehabis buka puasa nanti.
Â
Advertisement