Liputan6.com, Padang - Kerupuk menjadi salah satu makanan ringan favorit di bulan Ramadan . Sifatnya yang bisa jadi camilan atau pelengkap makan berat, membuat kerupuk kerap dicari banyak warga usai berbuka puasa.
Namun, masyarakat perlu waspada terhadap kerupuk yang dibeli. Sebab, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Padang, Sumatera Barat, menemukan empat pabrik kerupuk nasi menggunakan boraks dalam proses produksinya. Keempat pabrik itu berada di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan.
"Kemarin, Rabu kami bersama tim gabungan dari Pesisir Selatan mengambil beberapa sampel panganan di Pasar Inpres Painan dan Pasar Bayang, selanjutnya melakukan uji laboratorium dan hasilnya dua sampel berupa kerupuk nasi positif mengandung boraks," kata Kepala Balai BPOM di Padang, Zulkifli dihubungi dari Painan, Kamis (8/7/2017), dikutip Antara.
Bermodalkan hasil pengujian itu, pihaknya langsung mendatangi empat pabrik yang memproduksi kerupuk nasi di Kecamatan Bayang. Pabrik-pabrik dimaksud pada saat memproduksi kerupuk nasi menggunakan boraks.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengatakan temuan tersebut telah dilaporkan ke Dinas Pangan Pesisir Selatan dan Bupati setempat untuk segera ditindaklanjuti.
Menurut dia, jika penganan yang mengandung boraks dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan gangguan ginjal, otak, dan hati.
Selanjutnya, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa menyebabkan turunnya tekanan darah, menimbulkan depresi, pingsan hingga kematian.
Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni berjanji akan segera mendatangi pabrik yang memproduksi kerupuk nasi dengan kandungan zat berbahaya tersebut.
"Tim akan segera kami utus, dan mereka akan memberikan rekomendasi terkait langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya," kata dia.
Pihaknya berjanji tidak akan menoleransi jika diketahui pencampuran boraks ke kerupuk nasi merupakan unsur kesengajaan untuk meraup keuntungan berkali-kali lipat dengan menomorduakan kesehatan masyarakat.
Kepada masyarakat pihaknya mengajak agar selektif memilih panganan di bulan Ramadan ini dan tidak tergiur dengan penampilannya yang mencolok.
"Sehingga penganan yang dikonsumsi berdampak baik bagi tubuh, bukan sebaliknya," ujar dia.
Â