Sukses

Daun Putri Malu Bisa Jadi Obat Insomnia

Tiga mahasiswa menemukan teh herbal berbahan daun putri malu itu bisa berefek mendatangkan kantuk maksimal satu jam setelah dikonsumsi.

Liputan6.com, Surabaya - Berbekal studi literatur yang dipelajari dari berbagai sumber, tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menemukan khasiat kandungan daun putri malu (Mimosa pudica). Salah satunya berkhasiat mengatasi insomnia. 

Putri malu yang dikenal sebagai tumbuhan liar ini ternyata mengandung oksigen dan melatonin yang mampu memberikan efek sedatif (penenang) baik untuk relaksasi tubuh dan mampu mengatasi insomnia.

Di tangan Zumrotin Firdaus, mahasiswi jurusan pendidikan Biologi, dan M Yusrii Ardiansyah, serta Nisaul Khoiriyah dari jurusan pendidikan Bahasa Indonesia, daun putri malu diracik menjadi teh herbal.

"Kami meramu tumbuhan putri malu ini menjadi Obat Herbal lnsomnia (OHI). Langkah pertama kami menganalisisnya, mengeringkan, dan meramunya dengan bahan alami lainnya," kata Zumrotin, kala ditemui di laboratorium kampus setempat Kamis, 7 Juni 2017.

Zumrotin menerangkan, meski liar, ia kesulitan menemukan daun putri malu, sehingga harus mencari ke semak-semak atau lapangan kampung yang ada di sekitar Surabaya.

Setelah bahan utama diperoleh, daun putri malu selanjutnya dikeringkan, tetapi tidak sampai mengurangi kandungan oksigen pada daun putri malu. Selanjutnya, daun putri malu yang telah dikeringkan itu direbus selama dua jam hingga warna air rebusan berubah cokelat.

"Dan agar lebih efektif kami ramu dengan bahan alami lain yang sudah teruji manfaatnya, seperti ginseng, jahe dan madu. Airnya ditunggu hingga berkurang menjadi setengahnya, setelah dingin tinggal disaring," tuturnya.

Meski sederhana, Yusrii mengatakan kelompoknya tetap melalukan pengujian klinis agar teh herbal itu aman dikonsumsi. Uji coba meliputi uji laboratorium dan uji zat antiracun pada mencit (tikus kecil) dan pada manusia.

"Setelah teruji aman untuk dikonsumsi dan bebas racun dengan adanya aktivitas normal setelah mencit mengkonsumsinya, kami mencobanya. Totalnya tujuh orang bersama teman kami yang lain," ujar Yusrii.

Berdasarkan pengamatan reaksi pada beberapa pengujian, ia menyarankan teh herbal itu paling ideal dikonsumsi  1-2 sendok makan setiap hari atau 1 jam sebelum tidur. "Obat ini menunjukkan reaksinya setelah 10 sampai 15 menit dikonsumsi, maksimal 1 jam sudah tertidur," ujar Yusrii.

Ke depan, mereka bertiga berencana akan mematenkan temuannya agar bisa diteliti lebih lanjut. Jika memungkinkan, mereka juga ingin memproduksi teh herbal putri malu untuk obat insomnia itu setelah menemukan formulasi standar yang teruji.