Liputan6.com, Sumba Timur - Pakar lingkungan menawarkan environmental shock atau solusi ramah lingkungan untuk mengantisipasi serangan belalang kembara di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kendati demikian, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur mengaku tidak memiliki anggaran untuk mengadakan peralatan itu.
"Kami masih tetap pakai pestisida karena hanya itu yang kami miliki. Kami tak punya anggaran untuk hujan buatan," ucap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur, Johanis Hiwa Wunu kepada Liputan6.com, Jumat (16/6/2017).
Menurut Johanis, cara satu-satunya untuk mengantisipasi meluasnya serangan belalang kembara, pihaknya telah mengerahkan tim Brigade Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) untuk melakukan penyemprotan. Penyemprotan menggunakan insektisida confidor dan foker.
"Yang ada di kami hanya itu. Jika ada pihak donatur atau pemerintah pusat yang membantu, kami sangat mengharapkan itu," kata Johanis.
Baca Juga
Dalam sepekan terakhir, belalang kembara menyerbu kawasan Sumba Timur, NTT. Sudah dua hektare sawah diserang serangga ini. Pemerintah menetapkan kondisi ini sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Populasi belalang kembara melonjak diduga akibat kemarau panjang. Predator alami belalang kembara tidak tahan akan kemarau. Alhasil, populasi belalang kembara tidak terbendung.
Belalang kembara menyerbu Bandara Umbu Mehang Kunda dan memenuhi landasan pada Sabtu, 10 Juni 2017. Akibatnya, pendaratan pesawat sempat tertunda karena landasan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Advertisement
Saksikan Video Menarik Berikut Ini: