Liputan6.com, Brebes - Proyek pembangunan jalan tol dan jalan layang (flyover) di Brebes dan Tegal ternyata tak sepenuhnya mengurangi kemacetan. Kepolisian Resor Brebes memprediksi akan ada sejumlah titik rawan kemacetan di Jalur Pantura dan Jalur Tengah Brebes-Tegal.
Pasalnya, titik-titik itu tidak terpengaruh dengan pembangunan jalan tol dan flyover.
Kasatlantas Polres Brebes, AKP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan titik yang harus diwaspadai adalah pasar tumpah. Ia menyebutkan, ada empat titik pasar tumpah di Brebes yang diprediksi akan menyumbang kemacetan.
"Tiga di antaranya, pasar tumpah di Jalur Pantura yakni Pasar Losari, Bulakamba, dan Pasar Induk Brebes," ucap Arfan, Jumat, 16 Juni 2017.
Kemudian di jalur Brebes-Purwokerto, pasar tumpah yang perlu diwaspadai adalah Pasar Linggapura, Kecamatan Tonjong, Brebes.
"Senin (19/6/2017) atau H-7 lebaran, tiga pasar tersebut nanti akan dipasang pembatas di tengah jalan untuk menertibkan penyeberang jalan. Nanti juga ada petugas kami yang siaga di sana," kata dia.
Baca Juga
Selain pasar tumpah, kata Arfan, prediksi titik kemacetan lainnya adalah di persimpangan Brebes Timur. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, di titik ini menjadi salah satu simpul kemacetan yang cukup parah.
Pertemuan kendaraan dari Tol Pejagan-Brebes Timur dan di Jalur Pantura membuat titik itu kerap didera kemacetan setiap libur panjang akhir pekan. Di titik ini, polisi akan menyiapkan rekayasa arus lalu lintas dengan pola 3:1 atau menggunakan tiga lajur dari arah barat ke timur ketika arus mudik. Pola sebaliknya akan diterapkan saat arus balik.
Ia melanjutkan, titik kemacetan lainnya berada di perlintasan rel kereta api. Tahun lalu, ada lima perlintasan yang menjadi sumber kemacetan di Jalur Brebes-Tegal, yaitu di Dermoleng, Klonengan, Kesambi, Karangsawah, dan Kretek. Kini, empat dari lima perlintasan itu sudah dibangun flyover.
"Meskipun sudah dibangun flyover ada titik perlintasan yang perlu diwaspadai, yaitu Kretek dan Karangsawah," jelasnya.
Advertisement
Di flyover Kretek, pembangunan jalan layang di sana baru selesai 70 persen. Saat mudik nanti diprediksi baru selesai 80 persen dan hanya bisa dilewati kendaraan jenis mobil pribadi saja. Sedangkan, truk dan bus tetap melalui perlintasan rel kereta api.
"Kami sudah siapkan dua jalan darurat di samping kanan kiri di bawah flyover untuk kendaraan berat," kata Lindung Simbolon, Kepala Tata Usaha Flyover Brebes Tegal dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR.
Tak Tuntas 100 Persen
Selain di Kretek, titik rawan macet lainnya adalah perlintasan rel KA di Karangsawah, Kecamatan Tonjong, Brebes. Adapun pemudik dari arah Purwokerto bisa melewati jalur yang sama dari pertigaan Linggapura hingga tembus ke simpang tiga Kutamendala.
"Untuk solusinya saat terjadi kemacetan, yaitu pemudik dari arah Tegal bisa melalui jalur alternatif dari Desa Kutamendala, Karangjongkeng, Purwodadi hingga tembus ke pertigaan Linggapura," katanya.
Pembangunan flyover Kretek di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes disebut paling lambat dibandingkan tiga flyover lain yang dibangun bersamaan di jalur tengah Jateng di Tegal dan Brebes. Jembatan penghubung yang melintang di atas perlintasan kereta api di flyover ini menggunakan jembatan darurat bailey (jembatan rangka baja ringan).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) memprediksi flyover Kretek baru siap dilalui pemudik pada H-5. Padahal, tiga flyover lain, yakni flyover Dermoleng (Brebes), Klonengan, dan Kesambi (Tegal) saat ini sudah siap dilalui kendaraan.
"Memang tiga flyover sudah bisa dilalui pada H-10. Kecuali, flyover Kretek pada H-5 Lebaran," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, saat meninjau flyover beberapa waktu lalu.
Saat H-5 itu, flyover Kretek pun belum jadi 100 persen. Jalan layang baru bisa digunakan secara fungsional.
Pembangunan yang belum rampung disebut akan menjadi penyebab kemacetan. Kepolisian Resor Brebes pun telah menyiapkan rekayasa lalu lintas. Kapolres Brebes, AKBP Lutfie Sulistiawan, menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan pemudik saat melewati flyover Kretek.
"Kendaraan dari arah utara (Tegal, Brebes, Jakarta) akan diarahkan melintasi jembatan layang. Begitu juga saat arus balik, kendaaan dari selatan (Purwokerto, Kebumen, Jogja) diprioritaskan melintasi flyover," ucap Luthfie.
Ada dua lajur yang bisa dipakai pengendara di flyover Kretek. Sedangkan jalur bawah atau jalan lama, kata dia, akan tetap dipakai untuk kendaraan dari arah selatan saat mudik dan saat arus balik untuk kendaraan dari arah utara. Jalan lama hanya bisa digunakan satu lajur.
"Sehingga, nanti saat arus mudik atau balik, ada tiga lajur yang digunakan," katanya.
Menurutnya, persoalan terjadi saat kendaraan turun atau mencapai akhir jalan layang. Terdapat penyempitan jalan atau bottle neck akibat dari belum rampungnya pembangunan.
"Semua ada tiga lajur, dua lajur di flyover dan satu lajur di bawah atau jalan lama. Tapi, saat akhir jalan flyover, akan jadi dua lajur. Kami akan menempatkan lebih banyak personel untuk mengatur lalu lintas di Kretek," kata dia.
Â
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Advertisement