Sukses

Akhir Hidup Kakak Adik Peserta Pesta Miras Oplosan Saat Ramadan

Si adik meninggal lebih dulu, diikuti si kakak keesokan harinya akibat menenggak miras oplosan jenis anggi.

Liputan6.com, Solo - Pesta minuman keras (miras) oplosan yang digelar pada malam Ramadan di Solo menyebabkan dua korban kehilangan nyawa. Miras oplosan anggur dan ginseng plus ciu (anggi) tersebut juga menyebabkan dua korban lainnya harus dirawat di rumah sakit karena penglihatannya kabur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, pesta miras tersebut dilakukan selama dua hari, yakni pada Jumat dan Sabtu (16-17 Juni 2017). Pesta miras yang diselenggarakan keempat korban dilakukan di jalan dekat Wedangan, di Kampung Makam Bergolo, Serengan.

Dampak pesta miras oplosan baru dikeluhkan si adik, Darmadi, selang satu hari berikutnya. Ia merasakan sakit di bagian perut dan dada. Selanjutnya, korban dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Solo untuk mendapatkan perawatan.

Namun, nyawa Darmadi tidak tertolong. Pada Selasa, 20 Juni 2017, sekitar pukul 04.00 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia. Atas permintaan keluarga, korban langsung dimakamkan.

Keluhan serupa juga dirasakan si kakak, Yulis Nugroho. Ia dilarikan ke RS Kasih Ibu yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi Solo. Nyawanya tidak tertolong setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit tersebut. Korban mengembuskan nafas terakhir pada Selasa malam, pukul 19.40 WIB.

Sedangkan, dua korban lainnya masih mendapatkan perawatan intensif di RS Kasih Ibu. Keduanya selain mengeluhkan sakit yang sama, mengaku kini pandangan matanya kabur setelah menenggak miras oplosan tersebut.

Kasat Reskrim Polresta Solo, Kompol Agus Puryadi, mengatakan setelah adanya laporan tersebut petugas kepolisian langsung melakukan penyelidikan. Dari hasil penyelidikan, petugas berhasil mengamankan barang bukti 33 plastik yang berisi miras oplosan anggi.

"Di dunia permabukan, Anggi sudah lama dikenal. Kami masih terus menyelidiki dan mendalami kasus ini," kata dia ketika ditemui di RSUD Moewardi Solo, Selasa malam, 20 Juni 2017.

Para korban miras oplosan tersebut, dikatakan Agus, merasakan keluhan sakit selang beberapa hari berikutnya, sehingga reaksi miras Anggi ini pun termasuk lambat. "Para korban baru merasakan keluhan setelah dua hari menenggak miras Anggi," ujarnya.

Untuk mengetahui penyebab tewasnya dua korban pesta miras, dia mengungkapkan polisi masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan dokter forensik RSUD Moewardi. Selain itu, petugas juga meminta keterangan kepada sejumlah saksi.

"Jenazah adiknya sudah dimakamkan. Ini yang diautopsi jenazah kakaknya. Sementara itu, dua korban lainnya di RS Kasih Ibu, tetapi kondisi penglihatannya sudah kabur," ujar Agus.