Sukses

Info Mudik dan Wisata Jambi

Berada di tengah Sumatera, Jambi merupakan daerah perlintasan yang menarik disinggahi. Banyak destinasi dan kuliner di sini.

Liputan6.com, Jambi - Kota Jambi merupakan salah satu daerah perlintasan di Pulau Sumatera. Kota yang dijuluki Negeri Siginjai ini terus menggeliat, khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan. Maka wajar, kota ini dikenal juga dengan sebutan Kota Seribu Ruko. Hampir di mana-mana terdapat ruko alias rumah toko.

Berada di bagian tengah Sumatera, Kota Jambi banyak disinggahi para pemudik, baik yang melintas menuju Pulau Jawa, daerah lain di Sumatera, atau sebaliknya. Bagi pemudik yang ingin singgah dan istirahat di Jambi, tak ada salahnya menyempatkan diri melihat destinasi wisata, kuliner hingga bermacam jajanan di kota ini.

Masjid - Masjid di Kota Jambi

Masjid Agung Al-Falah

Masjid Agung Al-Falah terletak di jantung Kota Jambi, tepatnya di pinggir sungai terpanjang di Sumatera, Sungai Batanghari. Masjid yang lebih dijuluki Masjid Seribu Tiang ini merupakan tempat ibadah paling bersejarah di Jambi. Jejak perkembangan Islam di Jambi tak lepas dari keberadaan masjid ini.

Masjid yang berada di Jalan Sultan Thaha Syaifuddin No 60, Kelurahan Legok, ini diresmikan Presiden Soeharto pada 1980. Lokasinya cukup dekat dengan Bandara Sultan Thaha, Jambi, sekitar 20 menit saja.

Berdiri di atas lahan 2,7 hektare, masjid ini mampu menampung 10 ribu jamaah. Di sekeliling masjid juga terdapat lokasi bersejarah lain, seperti Pasar Tradisional Angsoduo, menara air peninggalan Belanda serta Museum Perjuangan Jambi.

Masjid Jami' Al-Ikhsaniyah

Masjid yang dikenal dengan sebutan Masjid Batu ini merupakan yang tertua di Jambi. Lokasinya berada di kawasan paling bersejarah di Jambi, di Jalan KH Ibrahim, RT 05, Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi. Untuk menuju bangunan suci bercat putih ini, terlebih dahulu harus menyeberangi sungai Batanghari.

Berdasarkan catatan sejarah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, Masjid Jami' Al-Ikhsaniyah didirikan pada 1880 oleh salah satu ulama kondang pada zamannya, yakni Sayyid Idrus atau Habib Idrus alias Pangeran Wiro Kusumo. Sayyid Idrus inilah yang juga membangun rumah batu tak jauh dari Masjid Al-Ikhsaniyah.

Rumah batu itulah yang mendasari penyebutan Masjid Batu karena masih satu lokasi. Penyebutan batu konon karena di daerah tersebut baru masjid dan rumah batu yang dibangun berbahan dasar batu atau ubin. Sementara, rumah dan bangunan lainnya masih terbuat dari kayu.

2 dari 4 halaman

Kuliner Khas Jambi

Sebagai daerah yang memiliki sungai terpanjang di Sumatera, Jambi kaya akan kuliner berbahan dasar ikan. Uniknya, ada beberapa kuliner yang ada hanya saat bulan suci Ramadan atau musim Lebaran saja.

Ikan Senggung

Ikan senggung berbahan dasar ikan gabus atau ikan toman. Ikan yang sudah dibersihkan dan diberi bumbu dimasukkan ke dalam bambu sepanjang satu meter. Setelah itu bambu tersebut dibakar di atas api yang kecil, nyaris lebih mirip diasapi.

Menu ikan senggung biasanya hanya ada restoran khusus yang menjual menu tradisional Jambi. Harganya terbilang cukup tinggi dibanding makanan biasa lainnya. Seporsi ikan senggung isi ikan gabus dihargai Rp 55 ribu. Sementara untuk isi ikan toman bisa lebih mahal lagi.

Gangan Palapa

Gangan palapa merupakan menu prestisius pada zamannya. Menu ini menjadi penanda status sosial masyarakat Jambi pada zaman dahulu. Gangan palapa juga berbahan dasar ikan, baik ikan toman, gabus atau patin.

Menu makanan ini hampir mirip pindang, proses masaknya cukup sederhana namun membutuhkan kecermatan tinggi. Gangan palapa merupakan makanan sehat karena dalam proses memasaknya tidak menggunakan minyak ataupun santan. Dalam penyajiannya biasanya dilengkapi dengan lalapan segar serta sambal khas Jambi, sambal bacan.

Temphoyak Jambi

Sama seperti Palempang, Jambi juga memiliki menu kuliner yang berbahan ikan dan durian ini. Temphoyak Jambi biasanya terbuat dari ikan gabus, patin maupun toman. Banyaknya ikan dan durian di Jambi menjadikan menu makanan ini amat populer di daerah ini. Saat musim Lebaran tiba, menu makanan ini sudah wajib dihidangkan. Menu ini juga banyak terdapat di berbagai rumah makan khas Jambi.

3 dari 4 halaman

Oleh - Oleh Khas Jambi

Setiap singgah di daerah orang tak lengkap apabila tak membawa buah tangan atau oleh-oleh. Sebagai salah satu daerah Melayu di Sumatera, oleh-oleh Kota Jambi hampir mirip dengan daerah tetangga seperti Palembang di Sumatera Selatan atau Pekanbaru di Provinsi Riau.

Pempek Jambi

Siapa yang tak kenal pempek. Makanan ini mungkin lebih dikenal sebagai makanan khas Palembang. Namun jangan salah, pempek Jambi memiliki cita rasa tersendiri yang tentunya khas Jambi. Pada masa lalu, pempek Jambi merupakan menu prestisius yang hanya disajikan saat acara-acara besar, seperti pernikahan atau jamuan keluarga kerajaan.

Yang paling khas dan diyakini warga Jambi, kuah cuka pempek Jambi tidak membuat gigi rusak. Ini karena kuah cuka pempek Jambi tidak terbuat dari cairan cuka, namun berbahan gula dan asam jawa serta beberapa bumbu lainnya. Sama seperti di Palembang, pempek Jambi juga banyak dijual berbagai gerai oleh-oleh di Kota Jambi.

Otak - Otak

Menu makanan ini sudah sangat populer di masyarakat. Namun tidak ada salahnya mencicipi otak-otak khas Jambi. Sama seperti pempek, otak-otak juga banyak dijual di berbagai gerai atau toko oleh-oleh di Jambi.

Lempok Durian

Pohon durian adalah salah satu pohon yang banyak tumbuh di Sumatera, tak terkecuali di Jambi. Banyak sekali durian berusia ratusan tahun di daerah ini. Sama seperti daerah lain di Sumatera, lempok durian juga menjadi salah satu oleh-oleh khas Jambi yang banyak dijual di berbagai toko oleh-oleh di daerah ini.

Dodol Nanas

Siapa tahu jika Jambi merupakan salah satu sentra nanas di Sumatera. Sentra nanas di Jambi berada di daerah Tangkit, Kabupaten Muarojambi. Ribuan hektar nanas terdapat di daerah ini. Sebagian besar petani nanas di Tangkit adalah para perantau, khususnya dari Sulawesi Selatan. Dodol nanas juga sudah sangat familiar di Jambi, berbagai toko oleh-oleh menjual makanan ini.

Kopi AAA

Kopi AAA sebenarnya adalah merek sebuah produk kopi olahan. Namun kopi ini sudah sangat terkenal, khususnya bagi warga Jambi atau para pendatang yang sudah lama tinggal di kota ini. Kekhasan kopi ini adalah hanya di produksi di Jambi dan tak ada di daerah lain.

Hampir setiap warga yang singgah atau akan bepergian di Kota Jambi selalu membawa kopi AAA sebagai oleh-oleh khas Jambi. Kopi AAA banyak dijual di berbagai toko oleh-oleh maupun warung-warung di Kota Jambi.

4 dari 4 halaman

Destinasi Wisata Jambi

Meski tak sebesar kota lain di Pulau Sumatera, Jambi memiliki sejumlah destinasi wisata menarik. Khususnya wisata budaya dan alamnya.

Candi Muarojambi

Apabila singgah di Jambi, jangan lupa berkunjung ke Candi Muarojambi. Komplek percandian Hindu - Buddha ini merupakan yang terluas di Asia Tenggara. Luasnya mencapai 12 kilometer persegi atau delapan kali Candi Borobudur.

Dikenal sebagai situs kota kuno di Sumatera, lokasi Candi Muarojambi cukup mudah di jangkau dari pusat Kota Jambi. Hanya sekitar 30 menit perjalanan darat, candi ini berada tepat di pinggir aliran sungai Batanghari. Sepanjang perjalanan menuju lokasi candi, pengujung bisa menikmati indahnya gugusan rumah-rumah panggung tradisional warga khas Melayu Jambi.

Jika beruntung, saat musim buah tiba, pengunjung juga bisa menikmati manisnya buah khas Jambi seperti durian dan duku langsung dari pohonnya. Saat ini, Candi Muarojambi tengah diperjuangkan mendapat pengakuan sebagai world heritage atau warisan dunia dari UNESCO.

Jembatan Pedestrian dan Gentala Arasy

Jembatan pedestian dan menara Gentala Arasy menjadi ikon baru Kota Jambi. Dua bangunan ini diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 28 Maret 2015. Dua bangunan yang terintegrasi ini tidak hanya berfungsi sebagai lokasi wisata, namun juga penghubung antara Kota Jambi dengan kawasan seberang Kota Jambi sebagai kawasan bersejarah di daerah itu.

Seperti namanya, jembatan pedestrian hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Membentang di atas sungai Batanghari sepanjang 503 meter, pengunjung bisa menikmati indahnya sungai Batanghari.

Tepat di ujung jembatan, yakni di Desa Mudung Laut, Kecamatan Danau Teluk, Seberang Kota Jambi, berdiri sebuah bangunan tinggi menjulang yang diberi nama Gentala Arasy. Di atasnya terdapat sebuah jam berukuran besar, hampir mirip jam gadang di Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Gentala Arasy dilengkapi museum mini yang bercerita tentang perkembangan Islam dan Melayu Jambi.

Di sekitar kawasan dua ikon Jambi ini cukup banyak para pedagang yang menjual berbagai macam jajanan khas Jambi. Berderet di pinggir sungai Batanghari atau di bawah jembatan pengunjung bisa menikmati berbagai menu makanan atau minuman.

Beragam kuliner mulai dari es tebu dan jagung bakar khas Jambi. Empek-empek Jambi, kemplang atau kerupuk ikan yang dipanggang hingga tekwan khas Jambi.