Liputan6.com, Makassar - Kota Makassar, Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah di Indonesia yang meraih beberapa prestasi di tingkat nasional maupun Internasional. Prestasi dimaksud salah satunya dalam sektor wisata.
Namun sayangnya, prestasi yang didapatkan sedikit tak berbanding dengan kenyataan yang ada di lapangan. Khususnya dalam pengelolaan potensi pariwisata yang ada.
Misalnya Pantai Untia. Jika melihat kondisi kawasan wisata Pantai Untia yang terletak di Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, ini sangat tak terawat. Padahal, kawasan ini direncanakan sebagai salah satu objek wisata di Makassar.
Sejumlah spot, seperti dermaga kondisinya sangat kumuh dan tak terurus. Kondisi serupa juga terjadi pada akses jalan menuju kawasan wisata tidak dalam kondisi yang bagus dan baik.
Benar-benar tidak ada kegiatan wisata di pantai ini. Dermaga yang menjadi salah satu spot wisata itu juga dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai lahan parkir perahu ikan. Bahkan dermaga tersebut hanya dijadikan sebagai tempat pacaran para remaja sekolahan yang bolos sekolah.
Pantai Untia memang sama sekali tak menampakan adanya aktivitas wisata. Jika bertanya kepada masyarakat sekitar, mereka pun lebih mengarahkan para pengunjung ke Pelabuhan Perikanan Nusantara Untia Makassar.
Pelabuhan itu juga sama kondisinya pasca diresmikan, tak ada aktifitas pelabuhan maupun pembongkaran ikan. Yang ada hanya aktifitas warga yang tengah memancing.
"Memang di depan kampung nelayan ada papan bicara kawasan wisata Untia, tapi kan kenyataannya itu tak ada. Tidak kelola dengan baik akhirnya hanya ada sebuah dermaga yang tampak kumuh," ucap dia.
Hal senada juga diungkapkan Syafruddin, warga setempat lainnya. Kata dia, seandainya kawasan wisata Untia diperhatikan dan dikelola serius oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, maka kehidupan masyarakat sekitar tentu berangsur ada perubahan ke arah yang lebih baik. Sebab, sektor wisata biasanya kerap mengubah membuat perekonomian warga sekitar menjadi lebih baik.
Ia berharap ke depannya, kawasan wisata Untia bisa terwujud dan benar-benar nyata. Tidak hanya sekadar nama yang tertulis pada papan bicara yang ada di pintu masuk kampung nelayan. Setidaknya, kawasan bukan sekadar kawasan wisata khayalan seperti yang selama ini terlihat di lapangan.
"Di papan bicara ini kawasan wisata, tapi kenyataannya tak ada yang berwajah wisata di sini," jelasnya.