Liputan6.com, Semarang Warga Semarang di perantauan dan para pemudik yang melewati ibu kota Provinsi Jawa Tengah itu memenuhi areal parkir di sekitar Jalan dr Sutomo. Mereka penasaran dengan keberadaan Kampung Wonosari di kawasan Gunung Brintik yang semula kumuh, namun kini berubah drastis dalam dua bulan. Bahkan namanya juga ikut berubah, dikenal dengan nama Kampung Pelangi.
Fiena Yulia, salah satu pengunjung mengaku datang ke Semarang khusus untuk menuntaskan rasa penasaran yang ada di benaknya. Usai membeli oleh-oleh di kawasan Jalan Pandanaran, Fiena menyempatkan datang ke Kampung Pelangi.
"Saya ke Semarang menengok saudara yang ada di daerah Prembaen. Dulu waktu kecil sering diajak saudara main ke Gunung Brintik. Dulu masih kumuh, tapi akhir-akhir ini diberitakan keren, ternyata benar-benar keren," kata Fiena kepada Liputan6.com, Selasa (27/6/2017).
Advertisement
Baca Juga
Fiena memberi apresiasi kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang menginisiasi perubahan itu. Menurut dia, hal yang perlu diubah bukan hanya tampilan kampungnya yang "hanya" mengandalkan pewarnaan. Namun juga mentalitas warganya agar tak bersikap "aji mumpung".
"Mentalitas warga sebagai kampung wisata saya kira perlu disiapkan lebih matang. Jadi tidak semua komersil, namun ada juga kearifan lokal yang bisa ditawarkan kepada pengunjung seperti di Sosrowijayan dan Prawirotaman Yogya," kata Fiena.
Dwi Puji, seorang mahasiswa yang tinggal di Semarang mengaku tak bosan berkunjung ke Kampung Pelangi. Hampir sepekan sekali ia mengunjungi kampung ini. Menurutnya memang masih ada hal yang perlu dibenahi, namun selebihnya semua sudah bagus.
"Sekarang spot untuk foto semakin banyak. Ada juga fasilitas gembok cinta sebagai daya tarik baru. Itu keren," kata Dwi.
Sedangkan Ketua Pokdarwis Kampung Pelangi, Slamet Widodo menjelaskan bahwa warga memang sudah sering mendapat pengarahan agar keramahan yang diberikan kepada pengunjung tak dibuat-buat, namun alami sebagaimana biasanya. Termasuk area parkir juga sudah disiapkan jauh sebelum libur panjang dan libur Lebaran 2017.
"Menghormati pengunjung mutlak berlaku. Alamiah saja, jangan dibuat-buat," kata Slamet.