Sukses

Alasan Sultan HB X Rayakan Lebaran Ketupat di Minahasa

Minahasa memiliki jejak penting pendahulu Sultan yang memperjuangkan kemerdekaan. Apa itu?

Liputan6.com, Tondano - Munas Kerukunan Keluarga Jawa Indonesia (KKJI) II digelar di Kampung Jawa Tondano (Jaton), Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat, 30 Juni 2017. Sultan Hamengkubuwono (HB) X bersama istri Gusti Kanjeng Ratu Hemas hadir dan membuka kegiatan yang dirangkai dengan perayaan Lebaran Ketupat itu.

"Berada di sini (Tondano, Minahasa), kami merasa bagaikan berada di keluarga sendiri. Apalagi dengan sikap toleransi antar sesama yang terbangun di daerah ini," kata Sultan.

Gubernur Yogyakarta itu mengagumi Minahasa karena kehidupan beragamanya begitu harmoni dan toleran. "Diharapkan Munas ini dapat menghasilkan kepemimpinan yang kompak agar sejarah kelahiran KKJI di Tondano bisa berkelanjutan. Terlebih menjaga keharmonisan antar agama," ujar dia.

Kampung Jaton punya latar belakang sejarah yang terkait erat dengan pembuangan Kyai Modjo yang merupakan Penasehat Agama sekaligus panglima perang dari Pangeran Diponegoro pada Perang Jawa (1825-1830).

Pada 1828, Kyai Modjo ditangkap Belanda dan kemudian dibawa ke Batavia. Selanjutnya, Kyai Modjo dan 63 orang pengikutnya diasingkan Belanda sebagai tahanan politik ke Minahasa, Sulawesi Utara.

Kyai Mojo tiba di Tondano pada 1829 hingga meninggal di sana pada 20 Desember 1848 dalam usia 84 tahun. Kecuali Kyai Mojo, semua pengikutnya yang merupakan para pria Jawa menikahi perempuan Minahasa asli Tondano. Keturunan mereka kini mendiami kampung yang saat ini dikenal dengan Kampung Jawa Tondano.

Sementara, Ketua Umum KKJI, Harly Kyai Demak mengatakan, peserta Munas tersebut berasal dari 32 provinsi se-Indonesia. "Tujuannya adalah mempererat tali persaudaraan antar-masyarakat Kampung Jawa Tondano yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Harly.

Bupati Minahasa Jantje W Sajow juga mengapresiasi pelaksanaan Munas itu di Kampung Jawa Tondano. "Kiranya dalam momentum itu dapat memberi pesan kepada dunia bahwa Minahasa menjadi surga bagi kerukunan di Indonesia. Bahwa sudah ratusan tahun, tali kekeluargaan antara masyarakat Jawa dan Minahasa terjaga dengan erat di daerah ini," ujar Jantje.

Sejumlah pejabat juga nampak hadir di kegiatan itu, seperti Kapolda Sulut Irjen Pol Bambang Waskito, Pangdam XIII/Merdeka Mayor Jendral TNI Ganip Warsito, serta mantan Bupati Gorontalo David Bobihu.