Liputan6.com, Garut - Akhir liburan panjang Lebaran 2017 yang berakhir kemarin menimbulkan masalah baru bagi Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sejumlah tumpukan sampah di ruas jalan utama kabupaten serta kawasan wisata hingga kini masih berserakan di jalan.
Warid, salah satu warga Garut kota mengatakan, tumpukan sampah yang berada dekat jalan kabupaten cukup mengganggu pemandangan warga saat melintas.
"Apalagi baunya, cukup mengganggu," ujarnya, Senin (3/7/2017).
Berdasarkan pantauan hingga pagi ini, tumpukan sampah dapat terlihat di kawasan Jalan Raya Samarang, Jalan Pembangunan, Jalan Guntur, dan Jalan Otto Iskandardinata atau jalan utama Garut-Bandung, sampai di kawasan objek wisata Cipanas.
Menurut Warid, Kabupaten Garut sebagai kawasan destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah mesti dibarengi dengan pengelolaan sampah yang baik. Dengan begitu, saat liburan berakhir tidak menimbulkan masalah baru karena tumpukan sampah.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau pun mau ditampung, harus ada bak sampah yang bagus, tidak ditumpukkan di pinggiran jalan," ujarnya.
Agus, salah satu warga lainnya yang berada di kawasan Tarogong, Garut, mengeluhkan hal sama. Dia merasa sangat terganggu dengan tumpukan sampah di kawasan jalan utama Garut yang terjadi setelah libur Lebaran.
"Seharusnya jangan dibiarkan menumpuk karena akan mengganggu pemandangan," kata dia.
Dengan semakin naiknya pamor Garut sebagai destinasi kunjungan wisata lokal di Jawa Barat, ia berharap pemerintah Garut bisa menambah jumlah petugas kebersihan saat musim liburan tiba.
"Ini di jalur utama sudah begini (berserakan), coba cek di area wisata seperti Cipanas dan Darajat Pass lebih banyak lagi sampahnya," ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut, Asep Suparman, mengakui penumpukan sampah usai liburan Lebaran kerap menimbulkan persoalan baru bagi masyarakat. "Memang itu (sampah) kan ada jadwal pengangkutan, kadang kita sudah angkut, sampah datang lagi, jadi ya seperti itu (menumpuk)," ujarnya.
Asep mengakui, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya juga masih minim. Meskipun tempat sampah ditambah di tempat-tempat keramaian semisal pusat perbelanjaan dan wisata, penumpukan sampah tidak terhindarkan jika tidak ada kesadaran masyarakat.
"Seharusnya bukan tanggung jawab kita saja, tetapi masyarakat juga ikut membantu," kata dia.
Untuk mengantisipasi penumpukan sampah usai Lebaran, sebetulnya Dinas Lingkungan Hidup Garut telah menambah jumlah tong sampah. Namun, tidak lama kemudian tong-tong sampah itu raib dicuri.
"Makanya saya pikirkan itu, kalau perlu nanti tempat sampahnya dibeton agar tidak hilang," kata dia.
Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup Garut, selama liburan Lebaran 2017 berlangsung, rata-rata volume sampah yang berhasil diangkut truk naik hingga tiga kali lipat menjadi 1.800 kubik per hari dari lebaran sebelumnya 600 kubik per hari. Di sisi lain, jumlah truk sampah hanya 38 unit, sedangkan idealnya minimal 50 unit.
"Itu pun dari jumlah yang ada tiga unit rusak tidak bisa dipakai," ujar Asep menambahkan.