Sukses

Pengelola Dieng Tak Dapat Surat PVMBG soal Penutupan Kawah Sileri

Padahal, PVMBG dari Bandung mengaku sudah melayangkan surat rekomendasi terkait penutupan Kawah Sileri.

Liputan6.com, Banjarnegara – Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan telah menerbitkan rekomendasi agar masyarakat menghindari Kawah Sileri, Dieng, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Timur, sebelum Hari Raya Idul Fitri 2017 karena sering terjadi letusan tiba-tiba (freatik).

Rekomendasi resmi itu, diakui PVMBG, dikirimkan kepada pengelola wisata Gunung Dieng serta pemerintah setempat. PVMBG mengimbau agar tidak ada aktivitas manusia hingga radius 100 meter dari Kawah Sileri.

Namun, pengelola kawasan wisata Dieng mengklaim tak pernah menerima surat peringatan dari PVMBG Bandung terkait aktivitas Kawah Sileri tersebut. Itu sebabnya Kawah Sileri tetap dibuka untuk umum hingga terjadinya insiden letusan, Minggu, 2 Juli 2017.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dieng, Ibnu Hasan mengatakan, secara zonasi, Kawah Sileri memang berada di luar zona utama. Namun, kata dia, Kawah Sileri tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah (Pemda) Banjarnegara.

Dia memastikan UPT Dieng maupun Pemerintah Daerah Banjarnegara belum menerima surat peringatan dari PVMBG Bandung.

"Kemarin kami belum menerima anu (surat peringatan). Karena Kawah Sileri itu kan dikontrak oleh Dquinao yang Water Boom air panas itu, makanya, kami tidak bisa ini (menutup Kawah Sileri)," kata Ibnu Hasan ketika dihubungi Liputan6.com dari Banyumas, Senin (3/7/2017).

Namun, dia tak menampik ada kemungkinan surat peringatan untuk menutup Kawah Sileri yang dikirimkan sejak sebelum Ramadan lalu itu bisa jadi diterima oleh pengelola Kawah Sileri. Pasalnya, saat ini Kawah Sileri memang berada dalam pengelolaan swasta.

"Kemungkinan dari vulkanologi sudah memberi tahu ke manajemen Dquiano, barangkali," ujar Ibnu Hasan.

Di kawasan Kawah Sileri, investor swasta itu membangun wahana wisata air panas, Hot Water Boom. Itu sebab, kawah yang berada sekitar 6 kilometer dari zona utama kompleks Candi Arjuna Dieng itu ramai dikunjungi wisatawan pada libur Lebaran ini.

"Di kawasan Sileri ada berbagai paket wisata yang baru saja dikembangkan, seperti pemandian air panas," ujar Ibnu.

Dia menegaskan, sejak letusan itu, sekarang ini, baik Kawah Sileri maupun pemandian air panas, ditutup sementara sampai diperoleh kepastian dari pusat vulkanologi.

"Ini saya dengan wakil bupati, saya sedang meluncur ke sana ke Kawah Sileri. Sementara ini ditutup sambil menunggu keputusan vulkanologi," katanya.

2 dari 2 halaman

Kawah Sileri Teraktif di Dieng

Ibnu Hasan mengemukakan, hari ini pihaknya akan berkoordinasi dengan PVMBG, terutama Pos Vulkanologi Dieng, untuk menentukan status Kawah Sileri. Sementara, Kawah Sileri tetap ditutup hingga ada rekomendasi terbaru.

Dia juga menegaskan, erupsi atau letusan yang terjadi di di Kawah Sileri tak memicu peningkatan aktivitas vulkanik di kawah-kawah lain yang berada di Dataran Tinggi Dieng. Hingga saat ini, kawasan lainnya dinyatakan aman dikunjungi wisatawan.

"Untuk wisata yang lain aman, Mas. Sampai kami menerima instruksi dari vulakanologi," katanya.

Namun begitu, dia tetap berharap agar masyarakat pariwisata dan juga pengunjung tetap mewaspadai kemungkinan peningkatan aktivitas vulkanik di kawah lainnya, seperti Sikidang atau Timbang.

Kawah Sileri merupakan salah satu kawah teraktif yang terdapat di Kaldera Raksasa Dieng. Tercatat, sejak 2017 kawah ini sudah mengalami letusan pada Maret, April, dan terakhir pada Minggu, 2 Juli 2017.

Kawah ini kemarin meletus dan menyebabkan kepanikan pengunjung. Akibatnya, 17 orang dilarikan ke fasilitas kesehatan Banjarnegara. Dilaporkan tiga orang terluka akibat terjatuh. Salah satunya sampai mengalami patah tangan ringan.

Pemerintah Daerah Banjarnegara menyebut erupsi yang terjadi di Kawah Sileri tak didahului dengan tanda-tanda, misalnya tanda visual maupun kegempaan.

Sebelumnya, PVMBG Bandung menyatakan telah merekomendasikan agar Kawah Sileri ditutup sejak sebelum Lebaran 2017 lalu. Pasalnya, terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di kawah tersebut. Namun, rupanya rekomendasi ini tak dilaksanakan pengelola wisata sehingga peristiwa letusan Kawah Sileri terjadi, Minggu siang, 2 Juli 2017.