Sukses

Gemulai Tarian Gaib Lepas Warga Banyumas ke Perantauan

Tarian lengger dan ebeg yang diyakini mengandung unsur gaib dilakukan serentak di beberapa objek wisata Banyumas saat libur Lebaran.

Liputan6.com, Banyumas - Berbagai pagelaran kesenian tradisional khas daerah Banyumas, Jawa Tengah disuguhkan di sejumlah objek wisata pada masa liburan panjang Lebaran Idul Fitri 2017 ini. Secara khusus, ada dua kesenian tari Banyumas, yakni lengger dan ebeg (kuda kepang) yang digelar secara serentak di beberapa objek wisata sekaligus pada Sabtu, 1 Juli 2017.

Gelaran dua kesenian yang dilakukan serentak itu seolah menjadi tarian pelepas para perantau Banyumas dan sekitarnya menuju kota tujuan masing-masing. Pasalnya, Sabtu, 1 Juli 2017, adalah hari-hari terakhir para perantau di kampungnya. Mereka setelah itu mesti berangkat kembali kota tempat mengadu nasib, setelah lebih dari sepekan berada di kampung halaman.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas, Saptono mengatakan, lengger dan ebeg ditampilkan di Lokawisata Baturradaen, Taman Andang Pangrengan, Monumen Panglima Besar Soedirman, dan Curug Gumawang.

"Tujuan utamanya jelas untuk menghibur pengunjung berbagai objek wisata yang ada di Banyumas. Kemudian yang kedua, menampilkan budaya khas Banyumas agar kesenian ini tetap lestari," kata Saptono.

Lengger dan ebeg rupanya tak tak hanya sekali ditampilkan pada hari Sabtu. Sebelumnya, kesenian tradisional itu ditampilkan di Taman Rekreasi Andang Pangrengan Purwokerto, dan di Alun-Alun Kota Purwokerto, Rabu 28 Juni 2017.

Di Taman Rekreasi Andang Pangrengan ditampilkan kesenian ebeg. Sementara, di Alun-alun Kota Purwokerto ditampilkan lengger.

Dalam beberapa literatur, disebut bahwa kesenian lengger merupakan salah satu bentuk kesenian yang dilaksanakan berkaitan dengan upacara syukuran keberhasilan pasca-panen di kawasan Banyumas, seperti di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, dan Kabupaten Purbalingga.

Dalam kesenian lengger, beberapa penari pada saat tampil ada yang dirasuki indhang. Kedatangan indhang dalam kesenian lengger sangat berarti bagi penari karena akan membawa berkah, rezeki, pamor, dan dapat mengobati orang yang sakit.

Itu sebab berbagai ritual dilakukan sebelum penampilan, saat tampil, hingga akhir pertunjukan. Pertunjukan itu diyakini tak pernah lepas dari dunia supranatural dan selalu melibatkan makhluk gaib.

Fase trance atau mendhem atau dalam bahasa lokal disebut wuru, adalah klimaks pertunjukan ebeg yang ditunggu oleh penonton. Setelah ini, para penari berubah sesuai indhang yang merasukinya. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Pada zaman sekarang, kesenian lengger, sebagaimana ebeg, telah mengalami perubahan fungsi ritual dan perubahan dalam berbagai hal. Fungsi kesenian lengger dan ebeg sekarang cenderung lebih pada seni pertunjukan pada berbagai acara, seperti acara pernikahan, acara khitanan, acara syukuran atas keberhasilan seseorang, atau acara kolosal untuk menyambut sebuah momentum besar.

Fungsi itu termasuk pertunjukan yang dilakukan pada masa libur Lebaran 2017 ini. Momentum ini digunakan untuk menaikkan popularitas kesenian khas Banyumasan di kalangan muda.

"Pertunjukan lengger dan ebeg juga untuk memberdayakan para seniman yang bergerak di situ. Harapannya, semakin dikenal oleh para perantau dan memberi kesan kepada mereka," tuturnya.

Di sisi lain, dalam masa libur Lebaran kali ini, pihak Kabupaten Banyumas menambah berbagai wahana di objek wisata, misalnya sepeda gantung di objek Wisata Baturraden. Pihaknya juga menambah loket agar antrean di berbagai objek wisata bisa dihindari.

Untuk mengantisipasi kecelakaan atau gangguan keamanan, Dinas Pariwisata membentuk Tim Gabungan Pengamanan Kepariwisataan. Salah satu tugasnya adalah menjaga keamanan pengunjung pada objek wisata dan pengamanan secara keseluruhan, misalnya mengantisipasi kriminal.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: