Sukses

Sulitnya Cegah Warga Terobos Kawah-Kawah Mematikan di Dieng

Masyarakat Dieng selama ratusan tahun hidup dalam kaldera raksasa vulkanik kuno dikelilingi gunung dan kawah-kawah aktif.

Liputan6.com, Banjarnegara - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, kesulitan mencegah masyarakat untuk tak mendekat ke kawah-kawah berbahaya. Salah satu kawasan di Pegunungan Dieng yang paling berbahaya, tapi kerap diterobos adalah Kawah Sinila dan Kawah Timbang yang berada di wilayah Butak Petarangan.

Padahal, dua kawah di Pegunungan Dieng ini pada 1979 menyebabkan terbunuhnya 149 warga Kepucukan. Ketika itu, gas beracun berembus dipicu meletusnya Kawah Sinila.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arif Rachman mengatakan, masyarakat setempat kerap menerobos kawasan yang dinyatakan tak aman. Padahal, pihaknya telah menetapkan zonasi kawah berbahaya lantaran berpotensi mengeluarkan gas beracun.

"Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan radius 500 meter sebagai daerah steril dari aktivitas. Namun, masyarakat membandel dengan tetap beraktivitas di radius berbahaya itu," ucap dia kepada Liputan6.com, Selasa, 4 Juli 2017.

Menurut dia, banyak warga yang memiliki lahan di sekitar kawah, sehingga mereka nekat menerobos. Selain itu, semakin dekat dengan kawah, maka tanah akan semakin subur.

"Kita telah memasang tanda merah. Maksudnya bahaya satu, ring dua, dan seterusnya. Tapi karena daerah-daerah kawah tersebut cenderung lebih subur, sehingga kadang masyarakat itu menjadi nekat. Jadi beberapa peringatan sudah dipasang, tetapi mereka tetap menerobos," ia menjelaskan.

Arif berharap letusan Kawah Sileri yang terjadi pada Minggu, 2 Juli 2017, bisa menyadarkan masyarakat akan bahaya kawah. Dia juga mengimbau agar masyarakat dan wisatawan mematuhi peringatan bahaya yang dikeluarkan PVMBG pada kawah-kawah tertentu.

"Jadi, ini perlu blow-up juga agar kesadaran masyarakat tumbuh. Untuk mendukung apa pun yang direkomendasikan, karena kadangkala kecelakaan itu akibat human error juga. Kadang kala mereka tidak mematuhi apa yang sudah dianjurkan," Arif Rachman menegaskan.

3 Kawah Paling Berbahaya

Sementara, petugas di Pos Pengamatan Vulkanologi Gunung Api Dieng, Aziz Yulianto, menjelaskan ada tiga di antara 11 kawah yang ditetapkan sangat berbahaya lantaran kerap mengeluarkan gas beracun. Ketiga kawah tersebut, yaitu Timbang, Sinila dan Sikindang.

Bahkan, menurut dia, ketiga kawah ini lebih berbahaya dibanding Kawah Sileri yang baru saja mengalami erupsi. Sebab, sekali pun jarang mengalami erupsi atau meletus, ketiga kawah tersebut secara simultan mengeluarkan gas beracun, meski dengan konsentrasi yang fluktuatif.

Ia memaparkan, konsentrasi petugas adalah gas beracun. Namun, ketika sudah mencemari udara yang ada di sekitar kawah, pihaknya melarang ada aktivitas di sekitarnya.

"Kita juga mengukur sejauh mana kontaminasi gas beracun itu, baru kita mengeluarkan angka," Aziz menerangkan.

Menurut Aziz, dalam sejarahnya, Kawah Sinila dan Timbang yang berada di kawasan Butak Petarangan pernah menyebabkan kematian massal warga Desa Kepucukan, pada 1979. Korban jiwa mencapai 149 orang di pagi buta, 20 Februari 1979.

Penyebabnya adalah meletusnya Kawah Sinila yang diikuti dengan meningkatnya aktivitas Kawah Timbang yang kemudian mengeluarkan gas beracun dengan konsentrasi tinggi dan jumlah yang banyak.

"Sebenarnya, tahun 1979 yang meletus itu Kawah Sinila, itu betul. Kawah Sinila meletus, kreatif, seperti Kawah Sileri pada saat ini. Material yang dikeluarkan adalah lumpur panas, lontaran batu dan lahar. Akan tetapi yang perlu diingat yang membunuh 149 warga Kepucukan tersebut adalah Kawah Timbang," ia mengungkapkan.

Aziz menambahkan, secara konstan kompleks Gunung Butak Petarangan mengeluarkan gas CO2, H2S, dan SO2. Di kawasan itu terdapat kawah Timbang dan Sinila, serta rekahan vulkanik Sibanger dan Wanapriya yang membentuk sebuah kawasan berbahaya di Pegunungan Dieng.

 

Saksikan video menarik berikut ini: