Sukses

Rumah Tangga Remaja OKU dengan Nenek 71 Tahun Usai Ijab Kabul

Ada yang mengamuk setelah kabar pernikahan dini remaja OKU dengan nenek berusia 71 itu viral di media sosial.

Liputan6.com, Palembang - Pernikahan kontroversial antara Selamet Riyadi, remaja berusia 16 tahun, dan Rohaya, nenek berusia 71 tahun, terus menjadi topik hangat. Tidak hanya media massa, media sosial (medsos) pun tak ketinggalan untuk heboh akan pernikahan beda usia ini.

Ternyata, kehebohan di medsos inilah yang memancing amarah keluarga dari nenek Rohaya. Salah satu anggota keluarga pengantin wanita merasa malu karena pernikahan sang nenek sudah menjadi buah bibir masyarakat luas.

Dari informasi dihimpun, restu dari kedua keluarga sebenarnya sudah didapatkan sebelum dan saat pernikahan. Namun karena berita pernikahan dua insan berbeda usia 55 tahun ini heboh di medsos, salah satu anggota keluarga merasa malu dan tidak terima.

"Mereka (keluarga kedua belah pihak) setuju saja, cuma karena mulai heboh di media, jadinya malu," ujar salah satu warga yang tak ingin disebutkan namanya kepada Liputan6.com, Rabu, 5 Juli 2017.

Karena tidak terima, akhirnya anggota keluarga tersebut mengamuk dan tidak menerima pernikahan beda usia ini.  Untuk mengantisipasi hal buruk terjadi, kedua pengantin baru ini untuk sementara diungsikan dulu ke rumah kepala dusun (Kadus) Amran.

Nantinya, pasangan kontroversial ini akan diinapkan di salah satu rumah pamannya Selamet, yang tak jauh dari rumah nenek tersebut.

Saat diwawancarai, Selamet mengaku memiliki perasaan yang berbeda dengan Rohaya selama satu tahun terakhir. Terlebih Rohaya menjadi satu-satunya orang yang sangat perhatian dengan Selamet.

"Waktu saya sakit malaria, dia yang mengurus dan merawat saya. Lama-lama saya sayang dan cinta dengan dia," ujar Selamet.

Diduga karena kekurangan kasih sayang akibat ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah menikah lagi dan sang ayah yang sudah tiada, Selamet seakan mendapatkan perhatian lebih dari Rohaya.

Apalagi, Selamet sangat akrab dengan anak bungsu Rohaya dan ikut tinggal bersama Rohaya di rumah gubuknya yang berukuran 6x4 meter. "Ya memang cinta, jadi saya mau menikah dengan dia," katanya.

Sama halnya dengan Selamet. Saat ditanyakan tentang perasaannya, dengan tersenyum malu Rohaya mengakui bahwa rasa cinta juga dirasakannya ke suaminya yang layaknya cucu tersebut.

Raut mukanya pun kembali tersipu malu saat ditanyakan tentang "malam pertama" pasangan pengantin baru. Sambil melirik Selamet, Rohaya langsung menggelengkan kepala.

"Belum (malam pertama), karena kami masih pisah rumah, belum tinggal seatap," ungkapnya.

Untuk biaya hidup sehari-hari, Selamet biasa mengandalkan pekerjaan sebagai buruh tani, seperti memangkas dan mencabut jagung di ladang petani. Sedangkan, Rohaya hanya mendapatkan jatah hari-hari dari anak bungsunya.

Siswoyo, Ketua RT 01 Desa Karang Endah mengungkapkan, pernikahan pasangan suami istri ini sudah sah dan murni atas dasar suka sama suka.

Dirinya pun menolak jika pernikahan beda usia hingga 55 tahun ini karena alasan materi karena pasangan pengantin ini termasuk masyarakat menengah ke bawah.

"Biaya ijab kabul saja tidak ada, jadi ditanggung bersama oleh aparat desa dan warga setempat. Kalau uang maharnya dari Selamet sendiri. Mereka murni nikah atas dasar cinta, bukan karena harta," kata Siswoyo.


Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: