Liputan6.com, Palembang - Pada Sabtu, 8 Juli 2017, warga Palembang dihebohkan dengan sosok pria paruh baya yang berjalan kaki di sepanjang Jalan Kapten A Rivai menuju Jalan Sudirman, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Pria berbaju hitam putih ini berjalan kaki dengan mengalungi kertas bertuliskan "Jual Ginjal Untuk Biaya Sekolah Anak".
Sosok pria ini pun mendadak sontak menjadi sorotan warganet setelah fotonya beredar di akun media sosial (medsos) Instagram @plglipp. Para warganet langsung men-tag Instagram Wali Kota Palembang Harnojoyo untuk mengadukan peristiwa ini.
Advertisement
Harnojoyo langsung mencari tahu keberadaan pria tersebut. Ternyata sosok pria penjual ginjal tersebut adalah Herman, warga Jalan Sultan Mansyur Lorong Gelora Gang H Yasin, Kecamatan Alang-Alang Lebar (AAL), Palembang.
Baca Juga
Sabtu malam, Harnojoyo dan rombongan langsung menuju ke rumah Herman. Kedatangan orang nomor satu di Palembang ini membuat kaget Herman sekeluarga yang saat itu sedang berkumpul di rumah.
Dari pengakuan Herman, sejak nekat melakukan aksi jual ginjal karena dirinya sedang mengalami permasalahan perekonomian. Pria lima anak ini bahkan masih harus menanggung biaya sekolah empat anaknya.
Terlebih untuk anak ketiganya, Annisa, yang lulus masuk Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Palembang. Anaknya harus membayar uang masuk sebesar Rp 2 juta dan harus dilunasi pada hari Senin, 10 Juli 2017.
"Saya tidak tahu lagi harus bagaimana, jadi saya terpikir saja untuk menjual ginjal. Tidak tahu berapa harga ginjal, yang penting ada uang untuk bayar sekolah anak," ujarnya kepada Wali Kota Palembang.
Kertas yang digunakan untuk membuat pengumuman menjual ginjal tersebut juga dari bekas tugas sekolah anaknya. Pria penjual ginjal ini nekat berjalan kaki dari rumahnya berkeliling kota Palembang.
Selama berjalan kaki, Herman sempat diberi uang oleh beberapa pengendara sepeda motor. Namun hingga dirinya selesai berkeliling Palembang, belum ada satu orang pun yang menawar ginjalnya tersebut.
Fitrianti (39), sang istri juga mengatakan bahwa mereka memang membutuhkan uang lebih untuk biaya sekolah anak-anaknya.
Namun dia tak menyangka sang suami nekat melakukan aksi menjual ginjal hingga berkeliling kota Palembang.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Sempat Alami Depresi
Dari riwayat kesehatan suaminya,ternyata Herman pernah sempat mengalami gangguan kejiwaan dan pernah diobati di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Ernaldi Bahar Palembang. Depresi suaminya diakibatkan karena masalah ekonomi keluarga.
Bahkan Herman pernah menghilang beberapa hari di tahun 2016 dan saat kembali, Herman mengalami depresi berat.
"Kami sekeluarga berusaha agar suami saya tidak mengetahui permasalahan ekonomi keluarga, agar dia tidak depresi lagi," katanya.
Fitrianti bahkan bekerja mengajar ngaji dan tukang pijat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ia juga dibantu Andre, anak pertamanya yang baru lulus sekolah dan bekerja sebagai pramusaji di salah satu restoran di Palembang.
Diakuinya, anak-anaknya sangat membantu dirinya meringankan bebannya. Ini ditunjukkan dengan prestasi anak-anaknya yang membanggakan di sekolah. Bahkan, anak pertamanya sempat lulus di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Palembang karena prestasinya.
Namun karena tidak ada biaya untuk kuliah, akhirnya Andre harus mengurungkan niatnya berkuliah dan membantu orang tuanya mencari uang.
Untuk tempat tinggal sekarang, mereka pun masih menumpang di rumah temannya Herman sejak enam tahun terakhir ini.
"Tetangga sering juga membantu kami, baik memberikan uang maupun makanan. Karena mereka tahu kondisi kami seperti apa," katanya.
Harnojoyo yang mendengar cerita keluarga Herman pun langsung berjanji memberikan bantuan. Salah satunya yaitu bantuan pembiayaan sekolah anak-anak Herman. Sontak, bantuan dari Harnojoyo membuat Herman dan istri terharu dan menangis.
"Perjuangan pak Herman membuat iba kita semua. Pak Herman betul-betul punya niat yang tulus untuk memajukan anak-anaknya," katanya.
Ketua DPC Partai Demokrat Palembang ini juga baru mengetahui bahwa Herman dulunya sempat bekerja di Dinas Pertamanan Palembang. Ia pun berjanji akan memasukkan Herman kembali bekerja di Dinas Pertamanan.
"Saya tahu informasi ini dari lihat postingan di Instagram. Lalu saya menyuruh Kepala Dinas (Kadis) Sosial Palembang untuk mencari tahu keberadaan pak Herman. Semoga dengan ini bisa membantu," ujarnya.
Â
Advertisement