Liputan6.com, Manado - Dua kapal perang milik TNI AL dan Angkatan Laut Filipina selama enam hari menyisir perairan perbatasan mulai dari Davao hingga Bitung, Sulawesi Utara. Penyisiran wilayah kedua negara ini dimulai sejak 6 Juli hingga 11 Juli 2017.
"Operasi ini kita namakan dengan Corpat Philindo XXXI-17, melibatkan KRI Kerapu-812 dan BRP Ramon Alcaraz PF-16 milik Filipina," kata Komandan Pangkalan Utama AL (Danlantamal) VIII Manado, Laksamana Pertama TNI Suselo, Rabu (12/7/2017).
Suselo mengatakan, kegiatan itu dimaksudkan untuk operasi terhadap kemungkinan kegiatan ilegal, kejahatan lintas negara, dan aksi terorisme di laut. Dia menambahkan, dalam operasi selama enam hari itu tidak dijumpai hal-hal yang mencurigakan.
Baca Juga
"Selama perjalanan juga dilaksanakan sidak di kepulauan Marore, Sulawesi Utara. Termasuk juga mengecek border crossing area yang dijaga oleh perwakilan kedua negara," ujarnya.
Ketua Delegasi Filipina, Brigadir Jenderal Gilbert Italia Gapay AFP mengatakan operasi bersama itu sebagai bagian dari memperkuat penjagaan pengamanan di perbatasan Filipina dan Indonesia. Ia menyatakan penanganan sejumlah persoalan memang membutuhkan kerja sama kedua negara.
"Untuk itu, operasi rutin seperti ini memang wajib dilakukan," ujar Gilbert.
Kerja sama militer antara Indonesia dan Filipina sudah diadakan sejak 2010. Kerja sama itu menyangkut bidang pendidikan, pelatihan, kecerdasan, intelijen. Selain itu juga pengendalian keamanan perbatasan dalam kerjasama Patroli Koordinasi Filipina atau Corpat.
"Kegiatan semacam ini sudah dilakukan sebanyak 31 kali sampai tahun 2017," kata Kepala Dinas Penerangan Lantamal VIII Manado, Mayor Laut Dedy Irawan.
Â
Advertisement
Saksikan video menarik di bawah ini: