Liputan6.com, Garut - Keluarga Kodar (25), lelaki yang diamankan Densus 88 Anti-Teror di Kampung Pasirpeuti, Desa Cibanteng, Kecamatan Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa, 11 Juli 2017, mengakui penjual bubur kacang hijau itu pernah satu kamar kos dengan Agus Wiguna, terduga kasus bom panci di Buah Batu, Kota Bandung.
"Memang sekitar tiga bulan lalu ada seseorang yang menumpang di kamar kosan. Ngomongnya akan ikut membayar biaya kos setiap bulannya, tapi ingkar janji," ujar Cicih Sukarsih (32), kakak kandung Kodar, di rumahnya, Rabu, 12 Juli 2017.
Menurut Cicih, adiknya mengaku pernah didatangi seorang pemuda dari Garut. Pemuda itu, ujar dia, berprofesi sebagai pedagang makanan yang belakangan diketahui bernama Agus Wiguna, pelaku bom panci Buah Batu Bandung.
Awalnya, Agus menyanggupi untuk ikut membayar cicilan kontrakan. Pada kenyataannya, teroris panci itu hanya membayar cicilan Rp 100 ribu.
Baca Juga
Advertisement
"Ya secara halus diminta pindah karena tidak menepati janjinya," kata dia.
Setelah itu, ujar dia, Kodar akhirnya pulang kampung ke Tasik karena hendak berpuasa Ramadan sekaligus istirahat untuk berobat karena menderita sakit. "Setelah itu tidak diketahui Agus pergi ke mana," ujarnya.
Meskipun pernah satu kontrakan, Cicih yakin jika adiknya itu tidak terkait kegiatan terorisme. Terlebih, Kodar yang masih bujang ini memiliki keterbatasan fisik di tangan dan kaki.
"Kaget juga tiba-tiba ada penangkapan oleh Densus 88. Kami tidak tahu apa-apa dan kami yakin tidak mungkin adik saya terlibat," ucap dia.
Sebelumnya, Mardi, orangtua Agus Wiguna, pelaku utama bom panci, Buah Batu, Bandung, itu mengakui jika beberapa bulan sebelum melangsungkan aksi konyolnya, Agus meminta izin untuk pindah kontrakan dengan alasan ingin mandiri.
"Aneh saja, dia kan masih anak-anak," ujarnya saat itu.
Untuk mempertanggungjawabkan kelakuannya, Agus mendekam di tahanan kepolisian. Ancaman hidup di balik terali besi menanti masa depan pemuda asal Garut itu.
Â
Saksikan video menarik di bawah ini: