Liputan6.com, Garut - Sabtu siang, 15 Juli 2017, tak begitu panas di Kota Solo. Ribuan warga sudah berbondong-bondong menuju kawasan Stadion Sriwedari dan Jalan Slamet Riyadi demi menikmati Solo Batik Carnival (SBC) yang dirintis sejak zaman kepemimpinan Joko Widodo yang kini menjadi presiden.
Hajatan itu menginjak umur 10 tahun alias satu dekade. Dimulai pada 2008, kepemimpinan Jokowi yang pertama sebagai wali kota, SBC langsung menarik minat masyarakat.
Warna-warni lembaran kain batik dieksplorasi menjadi sebuah kostum yang unik ini berhasil memanjakan mata masyarakat. Buktinya, ribuan penonton berbondong-bondong menikmatinya saat karnaval.
Pasang surut dialami Solo Batik Carnival. Kreasi mandeg dan acara yang monoton sempat muncul dari bibir masyarakat luas. Apapun pendapat itu, yang jelas SBC bisa bertahan hingga kesepuluh tahun adalah hal yang patut diapresiasi. Pesonanya tidak akan pernah pudar.
Tak salah kemudian, pendiri Jember Fashion Carnival akan mengundang Solo Batik Carnaval untuk tampil di Jember Fashion Carnival pada Agustus mendatang. Sudah bukan rahasia lagi jika karnaval terbesar di Indonesia itu merupakan karnaval bertaraf internasional.
Eksistensi Jember Fashion Carnival diapresiasi di tingkat internasional. Jember Fashion Carnival merupakan karnaval tingkat ketiga dunia setelah Notinghill (Amerika Serikat) dan Reunion (Prancis).
Baca Juga
"Kami undang Solo Batik Carnival ke Jember Fashion Carnival pada 9-14 Agustus besok, " kata Dynand Fariz yang menjabat Ketua Asosiasi Carnaval Indonesia dalam sambutannya.
Pesta kostum batik ke-10 ini dimulai sekitar pukul 15.00 WIB. Diawali dengan tarian Bedhaya dilanjutkan pelepasan burung dara oleh Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, pawai kostum batik dimulai.
Acara disusul dengan defile dari Jember Fashion Carnaval. Ragam-ragam kostum mulai dari barong, burung garuda dengan ukuran jumbo melintasi di start. Iringan musik perkusi semakin menambah riuh pawai kali ini.
Usai itu, pawai kostum batik dari Solo Batik Carnival dimulai dengan ragam kostum floral. Mulai dari kostum bunga sepatu, bunga kamboja dengan kreasi batik warna-warni lenggak-lenggok di jalan raya yang menjadi panggung catwalk.
Karnaval dilanjutkan dengan rombongan bertema Jatayu. Beragam bentuk kreasi burung Jatayu terlihat. Menggunakan sayap kuning keemasan mulai dari ukuran mini dan ukuran jumbo, para peserta berpawai di jalan. Tampak dalam kirab kostum Jatayu, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, yaitu FX Hadi Rudyatmo dan Achmad Poernomo.
Advertisement
Usai mata dimanjakan dengan kostum Jatayu, terlihat barisan dengan kostum wayang. Lantas dilanjutkan defile dengan tema kostum wayang. Sebagai pamungkas, warna warni dengan beragam ukuran menampilkan kostum topeng panji, mustika jawa Dwipa serta defile Cirebon Caruban Festival.
Kirab ini sendiri melintasi Jalan Slamet Riyadi. 'Panggung catwalk' sepanjang tiga kilometer dilintasi oleh sekitar 305 peserta.
Ribuan warga telah menanti mereka di sepanjang Jalan Bayangkara, Jalan Slamet Riyadi hingga Jalan Jendral Sudirman. Tak sedikit penonton yang kemudian mengabadikan momen ini dengan mengambil gambarnya menggunakan kamera ataupun ponsel pintar.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan keberadaan Solo Batik Carnival yang sudah memasuki tahun ke-10 menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pemerintah Kota Solo dan masyarakat Solo. Kegiatan tersebut dianggap menelurkan generasi muda yang sangat inovatif dan kreatif dalam merancang kostum-kostum karnival.
"Desainer yang terlibat dalam Solo Batik Carnival juga telah berhasil menorehkan prestasi, baik tingkat nasional hingga internasional. Kita harus bangga," katanya.
Pagelaran pawai ala Rio de Jeneiro di Solo itu dikatakan Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy itu telah berhasil meningkatkan animo masyarakat untuk datang dalam acara tahunan yang digelar oleh Yayasan Solo Batik Carnival.
"Ini untuk promosi wisata Solo dan untuk menghibur masyarakat," ucapnya.
Â
Saksikan video menarik di bawah ini: