Sukses

Terbawa Suasana, Wali Kota Risma Tiba-Tiba Menari Bali

Wali Kota Risma mengaku pernah belajar menari Bali saat duduk di bangku SMA.

Liputan6.com, Surabaya - Ramainya suasana Cross Culture International (CCI) Folk Art di Tugu Bambu Runcing, Surabaya, Jawa Timur, rupanya membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersemangat. Ia bahkan tak segan-segan menari Bali saat tiba-tiba diajak berduet oleh salah seorang penari.

Meski sempat kaget, Risma langsung menerima ajakan tersebut. Warga yang menyaksikan momen langka tersebut langsung bersorak dan bertepuk tangan. Dengan gemulai, jari-jemari Risma mulai menari. Gerakannya tak kalah dengan penari profesional.

"Dulu aku pernah menari Bali waktu SMA. Semasa SD juga pernah menari Jawa," kata Risma sambil tertawa, Minggu, 16 Juli 2017.

Semangat Risma itu ditularkan pula kepada para peserta yang tampil. Ia bahkan yang mengompori warga untuk terus bertepuk tangan bagi setiap peserta festival budaya tari dan musik itu.

"Ayo mana semangatnya. Beri tepuk tangan semua," kata Risma.

Risma menyatakan penampilan para peserta Cross Culture hari itu sangat bagus dan menghibur dirinya. Wali kota perempuan pertama di Surabaya berharap acara itu ini mampu menjadikan Surabaya sebagai salah satu destinasi wisata. Ia berjanji akan mengemas acara itu lebih profesional lagi.

"Nanti bisa kita jual di mancanegara," ujar Risma.

Parade seni yang diikuti ratusan peserta itu diawali dengan menunggangi becak hias dari Taman Bungkul melalui Tugu Karapan Sapi dan berhenti di Tugu Bambu Runcing.

Di sana, mereka menampilkan atraksi budaya dibalut kostum yang menjadi ciri dari masing-masing negara.  Satu per satu peserta unjuk kebolehan dengan menampilkan berbagai macam atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik.

Slovakia sebagai negara pertama dengan jumlah 24 orang menampilkan tarian cardas, disusul Polandia yang membawa 27 orang menampilkan tarian krakovia. Lalu, negara gajah putih Thailand dengan 28 orang penari menampilkan tari ponglang. Selanjutnya, Kanada yang membawa 22 orang menyajikan tarian dansa jalanan.

Kemudian, dua penari asal Guangzhou, China membawakan tarian akrobatik. Sementara, Lithuania sebanyak 27 orang menampilkan tarian flowers walk, Rusia yang membawa 22 orang memadukan berbagai macam tari-tarian suku dan bahasa dan terakhir dua penari Prancis menampilkan Les Grandes Personnes atau tarian boneka raksasa.

Wakil dari Indonesia setidaknya menampilkan dua tarian. Sebanyak 22 orang menampilkan tari Joger Bali, sedangkan 12 orang lainnya menampilkan Tarian Garuda dari Jawa Barat.

Saksikan video menarik di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Rencana Festival Tari Tahun Depan

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Widodo Suryantoro mengatakan acara tahun ini diikuti 224 peserta. Ia menyebut festival tahun ini lebih semarak dari sebelumnya.

"Karena jumlah negara yang ikut cukup banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Apalagi untuk tari-tarian modern, kreasinya selalu berubah-ubah dari tahun ke tahun," kata Widodo.

Ia berencana akan mengundang lebih banyak peserta baik dari dalam maupun luar negeri di tahun depan. "Tahun depan kita target 10 negara. masing-masing dari dalam dan luar negeri, nanti kan pasti seru," ucapnya.

Selain itu, dirinya juga berencana agar tahun depan acara ini dikemas sedikit berbeda dari biasanya. "Tahun depan, saya ingin menampilkan seni teater tapi lokasinya outdoor," ujarnya.
 
Melalui agenda tahunan ini, Widodo berharap ada kemanfaatan yang bisa dirasakan oleh masyarakat Surabaya. Pertama, perlu adanya transfer knowledge dalam hal kreasi kesenian.

"Dengan seniman luar yang punya inovasi bagus dalam seni datang ke sini, kita bisa dapat referensi. Sanggar-sanggar tari juga mendapatkan transfer kreasi seni," ucap dia.

Acara yang digelar kali ke-13 ini direspons positif oleh salah satu peserta dari Prancis, Henry (24). Meski baru pertama kali mengikuti acara ini dan baru menginjakkan kaki di Surabaya, ia mengaku kagum dengan Kota Pahlawan karena bersedia untuk membuka akses kepada warga luar.

"Ini sungguh luar biasa. Saya bisa menonton beraneka macam keberagaman dari negara-negara Eropa dan Asia. Saya tak akan menyia-nyiakan momen langka seperti ini," ujar Henry.