Sukses

Rezeki Ekstra Penjual Sepeda Bekas Jelang Hari Pertama Sekolah

Sepeda mini dan sepeda gunung bekas jadi incaran para pembeli untuk anak mereka jelang hari pertama masuk sekolah.

Liputan6.com, Banyumas - Puluhan sepeda bekas berjejer rapi di pelataran Pasar Cilongok, Banyumas, ditengahi riuh pedagang dan pembeli yang tawar menawar. Meski bekas, setelah mendapat polesan dan mantra khusus pedagang sepeda, sepeda-sepeda itu tampak kinclong layaknya sepeda baru.

Ditimpa sinar matahari, sepeda-sepeda itu tampak berkilau keperakan, seolah melambaikan tangan kepada para pengunjung pasar yang melintas.

Khadisun (47) tampak sumringah, meski terlihat lelah. Pedagang sepeda onthel bekas ini tak henti-hentinya mengelap sepeda mininya dengan lap kain yang sudah lusuh. Keringat membasahi wajahnya.

"Ya ada kenaikan lah, lumayan dari biasanya," kata pedagang asal Banyumas ini, membuka pembicaraan, Sabtu, 15 Juli 2017.

Pada masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) atau tahun ajaran baru, seperti diakuinya, omzet hariannya meningkat tajam. Dagangannya laris manis. Dia menyebut peningkatan omzetnya bisa dua kali lipat dibanding hari-hari biasa.

Kebanyakan, pada masa PPDB pembeli sepedanya adalah orangtua yang membelikan sepeda untuk keperluan sekolah. Ia tak membatasi jenis sepeda bekas yang dijualnya, mulai jengki, mini, sepeda gunung, hingga sepeda roda tiga.

"Kalau yang paling banyak laku masa kayak gini ya sepeda mini sama sepeda gunung," katanya.

Khadisun menjual sepeda bekas dengan rentang harga antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Harga tertinggi biasanya saat dia menjual sepeda kuno, misalnya merek gazelle atau humber yang disebutnya sepeda wangkring. Sementara, harga termurah adalah sepeda jenis roda tiga dengan harga Rp 125 ribu.

"Tapi sekarang tidak ada sepeda wangkring yang dijual. Soalnya sudah tahu harganya mahal," tuturnya.

Dalam sehari, dia mengaku bisa menjual sepeda hingga empat unit. Sementara, pada hari-hari biasa, ia hanya berhasil menjual satu atau dua sepeda.

Video Terkini