Liputan6.com, Pekanbaru - Jasad Norisam alias Elfi‎ sejak diterkam buaya di Sungai Belat serta diseret hingga ke laut di perbatasan Kabupaten Siak dan Kabupaten Kepulauan Meranti belum ditemukan hingga sekarang.
Puluhan orang dari kepolisian setempat, dibantu masyarakat, termasuk pawang buaya, sudah diterjunkan untuk menyusuri sungai hingga laut tapi belum ada hasil.
Menurut Kapolres Siak AKBP Restika Nainggolan, pencarian dipimpin Kapolsek setempat dengan mengerahkan beberapa tongkang. Pencarian diperluas dan berlangsung hingga malam hari.
"Sampai sekarang belum ditemukan jasadnya," kata Restika di Pekanbaru, Kamis (20/7/2017) siang.
Restika menjelaskan, kabar warga diterkam buaya tersebut diperoleh pihaknya pada Selasa, 18 Juli 2017, sekitar pukul 19.30 WIB. Pencarian kemudian dilakukan pada Rabu pagi, 19 Juli 2017, dengan menyusuri sungai hingga bermuara ke laut.
Baca Juga
"Kabarnya ketika dicari rekannya sempat terlihat sampai ke laut," ucap Restika.
Dia menjelaskan, lokasi penerkaman buaya jika ditempuh jalur darat memakan waktu hingga 1,5 jam. Sementara, jika ditempuh memakai speedboat dari lokasi Polsek terdekat, yaitu Sei Apit, jarak tempuhnya sekitar empat jam.
"Lokasinya di Sungai Belat, Desa Mungkal, dan Desa Penyengat di Kecamatan Sei Apit," tutur Restika.
Kabar terakhir yang diperoleh Restika, Kapolsek Sei Apit AKP Hendrik masih berada di lokasi hingga siang Kamis ini. Pencarian juga melibatkan anggota TNI dari Selatpanjang serta Basarnas dari Selatpanjang.
"Juga melibatkan pihak keluarga dan masyarakat. Kabarnya dari Kapolsek juga melibatkan pawang buaya dalam pencarian ini, tapi korban belum ditemukan," sebut Restika.
Sebelumnya, korban diterkam buaya di Sungai Belat, ketika merakit tual sagu yang baru saja ditebang ‎pada Selasa petang, 18 Juli 2017. Saat itu, korban terpisah dari lima rekannya hingga terdengar teriakan minta tolong.
"Ketika itu korban sudah berada dalam cengkeraman buaya. Tak lama kemudian, korban tak terlihat lagi dan dicari rekannya," ucap Restika.
Pencarian sempat melibatkan empat pompong untuk menyusuri sungai. Korban sempat terlihat dua kali di permukaan laut dan berada di mulut buaya‎ dan kemudian tak terlihat lagi.