Sukses

Ragam Permainan Tradisional Semarakkan Banyuwangi Festival 2017

Ribuan siswa SD dan SMP memainkan aneka permainan jadul atau tradisional di Banyuwangi Festival 2017.

Liputan6.com, Surabaya - Banyuwangi Festival 2017 menghadirkan banyak keceriaan lewat ragam festival anak. Satu di antaranya berlangsung pada Sabtu pagi, 22 Juli 2017.

Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini menggelar Festival Memengan (Mainan) Tradisional. Di festival ini, ribuan siswa tingkat SD dan SMP memainkan aneka permainan jadul (zaman dahulu) yang sudah jarang mereka mainkan sehari-hari.

Jalan protokol yang berada di tengah Kota Banyuwangi berubah menjadi arena bermain yang asyik bagi ribuan anak daerah.

Mereka berparade sambil bermain aneka mainan lawas seperti, egrang bambu, gasingan, bedil-bedilan, gobag sodor, engklek, dakon, bintang aliyan, medi-median, balap karung, klompen panjang, tarik tambang hingga dagongan.

Salah satu peserta festival, Faiqoh Milaila, mengaku sangat senang bisa ikut bermain permainan tradisional.

Dia bermain klompen yang terbuat dari kayu kelapa bersama teman-temannya. Awalnya, siswa SDN 2 Blambangan Muncar itu tidak bisa memainkan alat tersebut, tapi setelah berlatih selama satu pekan akhirnya bisa.

Banyuwangi Festival 2017 menghadirkan banyak keceriaan lewat ragam festival anak. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

"Ternyata, sangat menyenangkan bermain permainan ini. Selama ini belum pernah main sebelumnya," ucap Faiqoh.

Tak hanya bermain permainan tradisional, anak-anak tersebut juga menampilkan bakat seni dan budaya. Seperti tarian barong cilik dan jaranan buto.

Sebagian anak juga bermain alat musik yang tidak biasa, mereka membentuk formasi drum band yang alat musiknya terbuat dari bahan-bahan yang ada di lingkungan rumah.

Seperti terompet yang terbuat dari janur kelapa dan seruling dari pipa paralon, ditambah iringan rebana, menghasilkan irama musik yang unik. Sangat kreatif.

Banyuwangi Festival 2017 menghadirkan banyak keceriaan lewat ragam festival anak. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Suasana semakin meriah saat suara peluru kertas dari senapan bambu dan pelepah pisang berdesingan di udara. Dor! Dor! Terasa bagaikan ada di medan perang.

Tak mau kalah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga ikut bermain tembak-tembakan bersama mereka. Anas juga ikut bermain hulahop, egrang, berjalan di atas batok kelapa, dan mobil-mobilan dari bambu.

Anas mengatakan, mungkin sebagian anak-anak tidak mengenal permainan-permainan tradisional seperti ini. Padahal, permainan tradisional memiliki banyak filosofi. Dengan digelarnya Festival Memengan ini sekaligus sebagai upaya untuk memperkenalkan pada anak-anak.

Orangtua, bisa bernostalgia dengan permainan-permainan yang pernah mereka mainkan semasa anak-anak. "Orangtua bisa nostalgia pada permainan yang populer di masa mereka dulu. Upaya ini sekaligus memperkenalkan pada anak-anaknya dan kami harap bisa membiasakan pada anak-anak mereka," tutur Anas.

Anas menambahkan, permainan tradisional memiliki banyak unsur gotong royong, sehingga menumbuhkan kebersamaan dan kepedulian pada anak-anak. Saat ini, menurut Anas, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain gadget atau gawai, sehingga lebih banyak asyik sendiri.

"Ini juga sebagai bentuk pendidikan karakter yang bagi anak, yang mengajak mereka belajar kebiasaan baik yang sesuai perkembangan usia anak," ujar Bupati Banyuwangi.

Banyuwangi Festival 2017 menghadirkan banyak keceriaan lewat ragam festival anak. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Lewat permainan tradisional, menurut Anas, mereka akan banyak belajar mengasah kreativitas dan dilakukan secara berkelompok. "Ini akan melatih mereka untuk menumbuhkan kebersamaan dalam kehidupannya, berbeda dengan permainan modern yang individualistis," katanya.

Selain itu, imbuh Anas, pihaknya juga ingin mengajak anak-anak menjajal permainan tradisional agar mereka cinta pada kesenian daerahnya.

Festival Anak berlanjut pada malam hari. Banyuwangi Festival menyuguhkan Konser Lalare Orkestra yang berlangsung di Gesibu Taman Blambangan. Sebanyak 130 musikus cilik menampilkan perpaduan musik tradisional dan moderen sembari menampilkan seni teater.

Kelompok musik Lalare Orchestra ini pernah meraih penghargaan tingkat dunia dari Pasific Asia Travel Association (PATA) kategori "Heritage and Culture" pada tahun 2016 lalu.

Saksikan video menarik di bawah ini: