Liputan6.com, Banjarnegara – Warga dua desa yang ada di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga, Jawa Tengah, terpaksa menyeberangi sungai jika hendak beraktivitas karena tiadanya jembatan. Dua desa tersebut, yaitu Desa Gunung Wuled, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga dan Desa Jembangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara yang dibatasi oleh Sungai Gintung.
Banyak aktivitas warga Desa Gunung Wuled menuju Desa Jembangan ataupun sebaliknya, terutama aktivitas perekonomian dan pendidikan.
Menurut Kepala Desa Gunung Wuled Suwarno, 60 persen warganya memiliki lahan pertanian di Desa Jembangan dan tidak sedikit pula siswa dari Desa Jembangan yang bersekolah di Gunungwuled.
Baca Juga
Advertisement
Jika melewati jalan umum jaraknya lebih jauh karena harus memutar, walhasil untuk beraktivitas lebih cepat mereka lebih memilih menyeberangi sungai yang lebarnya sekitar 10 meter itu.
"Kalau menggunakan jalan umum, jaraknya sekitar 6km dan mengambil jalur memutar. Sedangkan bila naik angkutan desa, lebih memutar lagi, warga menempuh jarak sekitar 12 kilometer," ujar Suwarno.
Jika musim penghujan dan debit air Sungai Gintung, ujar Suwarno, banyak warga yang bertani di Desa Jembangan kerap tidak dapat pulang ke rumahnya. Jika debit normal air hanya sedalam lutut atau paha orang dewasa, jika debit naik sampai setinggi perut atau dada, bahkan lebih.
"Jika sudah seperti itu, warga menunggu sampai keesokan harinya, menginap di rumah warga Desa Jembangan. Siswa yang bersekolah pun jika debit air naik, tidak berani menyeberang, mereka lebih memilih membolos sekolah," katanya.
Hal itu dialami oleh Deden Kurniawan siswa kelas 5 MIM Karanggondang, Desa Gunung Wuled yang setiap hari harus menyeberang untuk pergi ke sekolah.
"Enggak ada jalan lain jadi harus nyeberang. Kalau basah nanti kering sendiri. Nyeberangnya nunggu orang lain biar aman," ucapnya.
Eka Kurniati, guru guru sekolah tersebut pun rela seringkali turun tangan demi menyeberangkan murid-muridnya. Ia merasa cemas, kalau anak didiknya sampai hanyut terbawa arus.
"Kalau kondisi banjir anak-anak terpaksa tidak berangkat, sekolah sudah maklum," katanya.
Suwarno pun berharap pemerintah daerah segera membangun jembatan penghubung dua desa bertetangga yang berbeda kabupaten itu.
Ia menambahkan, beberapa waktu lalu Bupati Pubalingga Tasdi sudah meminta camat setempat melakukan pengukuran untuk pembangunan jembatan.
“Kami berharap secepatnya dibangun. Kalau bisa, tahun ini sudah berdiri jembatan penghubung. Akan sangat membantu aktivitas warga di Desa Gunungwuled dan Desa Jembangan. Jadi warga tidak terlantar lagi untuk bekerja, sekolah, maupun memenuhi undangan hajatan,” ujarnya.
Saksikan video menarik di bawah ini: