Sukses

Akhir Tragis Ibu Perawat Anak Pengidap Sakit Jiwa

Sang ibu yang merawat anaknya yang sakit jiwa ditemukan dalam kondisi bersimbah darah dengan memar di wajah.

Liputan6.com, Banyumas – Langit pada Kamis subuh, 27 Juli 2017, belum saja terang. Namun, Kampung Pejagalan, Desa Tanjung, Kecamatan Jatilawang, sudah ribut setelah mendengar kabar Citem (70) diduga dibunuh anak kandungnya yang berinisial AJ (30).

Selama ini, warga memang mendengar rumor AJ sakit jiwa lantaran ilmu kebatinan yang tengah dipelajarinya. Namun, mereka tak menduga AJ tega membunuh ibunya dengan menggorok lehernya.

Kepala Satuan Reskrim Polres Banyumas, AKP Djunaedi membenarkan kejadian tersebut. Namun, pihaknya masih mendalami dugaan ilmu kebatinan yang tengah dipelajari si pembunuh.

Dia mengatakan saat ini pelaku tengah diperiksa di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banyumas. Pasalnya, berdasar keterangan kakak AJ yang juga anak korban, AJ selama ini memang mengidap sakit jiwa.

"Dari keterangan yang didapat, sehari sebelumnya korban sempat bertamu ke saudaranya yang tak jauh dari TKP. Korban mengeluh bahwa anaknya tengah kumat dan minta ditemani. Saat kumat pelaku memang labil," kata Djunaidi melalui sambungan telepon, Jumat sore, 28 Juli 2017.

Dia mengakui, sempat beredar informasi bahwa pelaku membunuh ibu kandungnya lantaran sedang mempelajari ilmu kebatinan. Tapi sejauh ini, kata Djunaidi, dari keterangan yang dikumpulkan petugas, indikasinya AJ mengalami sakit jiwa. Saat dimintai keterangan, ia hanya meracau dan menggumam tak jelas.

"Pelaku masih diorientasi di RSJ. Kepastian apakah pelaku memang sakit jiwa laporannya 14 hari lagi. Sejauh ini, saya kira latar belakang pembunuhan bukan mistik ya," katanya.

Djunaidi menjelaskan, kejadian bermula pada Kamis, 27 Juli 2017, ketika saksi Dasim mendengar teriakan minta tolong dari rumah korban. Dasim yang rumahnya bersebelahan dengan korban lantas mendobrak pintu dapur.

Namun, apa yang disaksikan Dasim tak pernah dibayangkannya. Korban telah tersungkur bermandikan darah. Panik, ia lantas berteriak memanggil saksi Solichin dan tetangga lainnya.

Saat beberapa warga mendatangi rumah Citem, korban didapati dalam keadaan meninggal dunia akibat luka di bagian leher. Beberapa bagian wajah korban juga alami memar.

"Berdasar pemeriksaan, korban sebelum dibunuh sempat dipukul dengan panci teflon. Lalu dihabisi nyawanya dengan digorok dengan senjata tajam di bagian leher," ungkap Djunaedi.

Djunaaidi menambahkan, AJ sempat melarikan diri setelah pembunuhan itu. Tak lama kemudian, aparat Polsek Jatilawang menangkapnya di sekitar Pekuburan Ciduda, Desa Tunjung, Kecamatan Jatilawang. Dari tangan si anak, polisi menyita sejumlah barang bukti yakni parang, jaket, panci teflon dan uang senilai Rp 20 ribu.

Saksikan video menarik di bawah ini: