Sukses

Kopi Premium Kepahiang Bengkulu Tembus Pasar Eropa

Pelaku usaha kopi Bengkulu rajin ikut festival.

Liputan6.com, Bengkulu - Kabupaten Kepahiang, Bengkulu sebagai wilayah penghasil kopi berkualitas tinggi mulai dilirik para penikmat kopi luar negeri. Biji kopi yang berasal dari wilayah dengan ketinggian 1.200 hingga 1.500 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL) itu mampu dikelola secara maksimal oleh para produsen kopi lokal.

Ketua Asosiasi Kopi Bengkulu Hery Supandi mengatakan, permintaan pasar Eropa saat ini memang masih secara perorangan khususnya kedai kopi khusus. Salah satu Permintaan pengiriman Kopi Premium jenis Robusta dan Arabica itu adalah pemilik
kedai kopi di Kota Moscow Rusia. Meskipun masih dalam skala kecil, tetapi sudah membuka peluang ke pasar Eropa.

"Sudah kita kirim ke Moscow dan mereka malah meminta dikirim kembali," ujar Hery di Bengkulu, Rabu (2/8/2017).

Beberapa order juga dari Perancis, Italia dan beberapa negara Eropa timur yang memiliki kebiasaan minum kopi sebagai budaya. Pengiriman kopi premium asal Bengkulu juga sudah dilakukan ke negara sekitar kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan Philipina.

Untuk permintaan dalam negeri, beberapa pemilik kedai kopi pada beberapa kota di Pulau Jawa dan Sumatra juga sudah dilakukan. Ini berkat rajinnya para produsen kopi Bengkulu mengikuti berbagai pameran dan festival kopi skala nasional maupun internasional.

Jika tidak ada aral melintang, pada bulan September mendatang, Bengkulu juga akan ambil bagian dalam Festival Kopi Internasional yang diadakan di Kota Bandar Lampung. Beberapa merek yang sudah dikenal masyarakat khususnya penikmat kopi Bengkulu dipastikan akan meramaikan festival tersebut.

"Tenyata promosi lewat festival dan pameran kopi ini sangat efektif," kata Hery.

Salah seorang penikmat kopi asal Jakarta, Suripno, mengakui bahwa Kopi Bengkulu memiliki aroma dan rasa yang berbeda dengan kopi asal daerah lain. Pihaknya berencana mengembangkan bisnis kedai kopi di Kota Bima Nusa Tenggara Barat tempat asal istrinya dalam skala besar.

"Nongkrong di kedai kopi saat ini sudah menjadi kebiasaan warga Bima. Tidak hanya sekedar kumpul, banyak hal bisa menjadi topik pembicaraan warga di kedai kopi," ujar Suripno.

Sayangnya, untuk mendapat bahan kopi di wilayah Nusa Tenggara Barat masih sulit. Apalagi kopi berkualitas tinggi yang sudah pasti memiliki ciri khas dan harga yang khusus.

"Kami coba pasok kopi dari Bengkulu, beberapa kali saya coba, sangat cocok dengan lidah kami," kata Suripno.

Saksikan video menarik di bawah ini: