Liputan6.com, Palangka Raya - Para siswa di tujuh sekolah dasar milik pemerintah yang dibakar sepanjang kurun waktu 21-30 Juli 2017 kini harus menumpang belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya. Sekitar 316 siswa kini menumpang belajar ke kampus STIE yang lokasinya bersebelahan dengan sekolah mereka.
Meski aula perkuliahan lebih luas dari biasanya, ratusan siswa SD itu tetap tidak nyaman. Rendy, salah satu siswa kelas 1 SDN 1 Menteng mengaku, ia harus masuk sekolah lebih siang.
"Tidak enak, karena harus ke sekolah jam 10.00 WIB. Padahal biasanya masuk pagi hari," ujarnya.
Advertisement
Meski begitu, para siswa harus bersabar lebih lama. Pasalnya, pembangunan sekolah baru mereka baru bisa dianggarkan pada 2018 mendatang.
Kepala Sekolah Negeri 1 Menteng, Sudarmo merinci, ada sekitar 13 unit ruangan yang terbakar, di antaranya sembilan unit ruang kelas, ruang UKS, ruang agama, dan gudang.
"Namun dari 13 yang kami ajukan, kemungkinan hanya sembilan ruang yang akan dibangun tahun 2018 nanti, sedangkan ruang lainnya menunggu bantuan pusat," kata dia.
Baca Juga
Meski demikian, Sudarmo tetap bersyukur siswa-siswanya mampu beradaptasi dengan cepat. Pihaknya juga berterima kasih kepada orangtua siswa yang mau mengerti kondisi anaknya sekolah siang karena bergantian.
"Yang cukup menggembirakan saya, selaku kepala sekolah, melihat anak-anak cepat beradaptasi dengan lingkungan baru mereka, walaupun hanya ada kursi kuliah dan tidak ada meja seperti sekolah lainnya," ujar dia.
Sementara itu, polisi hingga kini masih memburu otak pelaku pembakaran sekolah berinisial HG. Nama itu didapat polisi dari keterangan pelaku pembakaran sekolah yang ditangkap lebih dulu.
Polisi baru bisa menangkap SRY dan FA, dua pelaku pembakaran tiga dari tujuh sekolah dasar negeri (SDN) dalam sepekan ini. Keduanya mengaku telah membakar tiga buah sekolah yaitu SDN 4 Langkai, SD 1 Langkai, dan SDN 5 Langkai.
Â
Kepala Bidang Humas Polda Kalteng, AKBP Pambudi Rahayu mengatakan, pihaknya juga sedang mengembangkan penyelidikan apakah HG merupakan satu-satunya otak pelaku atau atau ada yang menyuruhnya. Â
"Otak pelaku pembakaran yakni HG masih kita kejar. Selain itu kita juga melakukan pengembangan apakah dia (HG) memang otak dari semua kejadian ini atau ia ada yang menyuruhnya juga," katanya.
Selain mengejar HG, aparat juga sedang menyelidiki kasus pembakaran empat sekolah dasar negeri lainnya yang sampai sekarang belum terungkap.
"Saat ini, kita mencari pelaku pembakaran keempat sekolah lainnya dengan menggunakan barang bukti yang ada," kata Pambudi.