Sukses

2 Pekerja LRT Palembang Asal Cirebon Meninggal Dunia Saat Bekerja

Kedua pekerja proyek LRT Palembang yang tewas itu menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.

Liputan6.com, Palembang - Insiden kecelakaan kembali mewarnai proses pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Setelah kasus kecelakaan steel box girder LRT yang menimpa rumah warga, kali ini dua pekerja LRT Palembang meninggal saat bekerja.

Dari informasi yang dihimpun, pada Jumat (4/8/2017) dini hari, dua pekerja LRT berinisial TR (37) dan AM (35) terjatuh dari tiang penyangga LRT saat bekerja Zona 3 LRT di kawasan Jalan Demang Lebar Daun Palembang.

Padahal, kedua pekerja ini sudah menggunakan alat pelindung diri. Diduga, kedua pekerja ini sedang berdiri di atas bangunan LRT untuk menyambut dinding parapet yang diangkat alat berat crane dari bawah.

Saat kedua korban sudah memegang dinding parapet, tiba-tiba dinding parapet tersebut langsung terjatuh dan korban juga ikut terjatuh ke bawah.

Kedua korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang. Namun, nyawa kedua pekerja yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat (Jabar) ini tak tertolong.

Kapolresta Palembang Kombes Wahyu Bintono Hadi Bawono membenarkan kecelakaan yang merenggut nyawa kedua pekerja LRT Palembang tersebut.

"Informasi di lapangan, keduanya terjatuh saat memegang material LRT yang sebelumnya lebih dulu terjatuh," katanya.

Pihaknya langsung menggelar penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. Beberapa saksi sedang diperiksa dan ditambah dengan hasil visum dari kedua tubuh korban.

Pagi harinya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang berkunjung ke Palembang, langsung mendatangi Zona 5 pembangunan LRT di kawasan Jakabaring, Palembang.

Menteri Rini menyesalkan insiden kecelakaan kerja itu bisa terjadi di proyek LRT skala nasional ini. Terlebih, PT Waskita Karya Persero sebagai kontraktor utama harus lebih mengutamakan keselamatan para pekerjanya.

"Kita sayangkan jika selalu ada kecelakaan. Semua mencoba untuk menjaga, dikatakan safety first. Kita jaga, jangan sampai terjadi lagi," ungkap Rini.

Atas kejadian ini, Rini mengingatkan kepada PT Waskita Karya Persero agar bertanggung jawab terhadap korban dengan memberikan santunan bagi keluarga korban kecelakaan LRT Palembang.

Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban dan seluruh masyarakat terkait kecelakaan kerja ini. Menurutnya, insiden ini tidak diharapkan dan di luar prediksinya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Kendala Pembebasan Lahan

Selain banyaknya insiden kecelakaan kerja, proyek pembangunan LRT Palembang juga menghadapi kendala pembebasan lahan warga hingga saat ini.

Padahal, pemerintah sudah menggelontorkan dana pembangunan LRT mencapai Rp 10,9 triliun. Akibatnya, dari 13 stasiun yang ditargetkan, baru beberapa stasiun yang sedang digarap.

"Harusnya 13 stasiun, tapi karena mengejar waktu, jadi konsentrasinya ke enam stasiun dulu," katanya.

Menurutnya, 13 stasiun yang menjadi jumlah ideal proyek LRT ini kemungkinan tidak akan selesai hingga Juni 2018 mendatang. Namun, ia melihat perkembangannya cukup baik karena 40 persen dari total pembangunan LRT sudah tercapai.

Menteri BUMN juga menargetkan di akhir 2017 mendatang, proyek pembangunan LRT sudah memasuki 80 persen. Sekitar September mendatang, akan dipasang kembali steel box.

"Bulan Januari nanti gerbongnya tiba, bulan Maret bisa running test, dan Juni sudah bisa digunakan untuk perhelatan Asian Games 2018," katanya.

Direktur PT Waskita Karya Persero Bambang Rianto mengatakan, tujuh stasiun yang masih terkendala pembebasan lahan ada di beberapa titik, yakni di kawasan Pasar Cinde, dekat kantor Dinas Perhubungan, Jalan Demang Lebar Daun, dekat RSMH Palembang, di seputar Polda Sumsel dan Polresta Palembang.

"Cuma itu saja. Kalau bisa, dari kemarin kita sudah selesaikan," ujarnya.