Liputan6.com, Bengkulu - Petani Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, menggelar upacara adat Dundang Biniak atau percepatan turun tanam padi musim tanam kedua 2017. Tujuannya untuk menepis mitos bahwa wilayah tersebut tidak baik jika menanam padi dua kali dalam satu tahun.
Sebanyak 450 perwakilan kelompok petani di enam kecamatan se-Kabupaten Lebong secara serentak menyucikan bibit padi yang akan ditanam. Selanjutnya, para tetua adat Kecamatan Bingin Kuning, Lebong Sakti, Amen, Lebong Utara, Uram Jaya, dan Lebong Tengah, mengasapi dan mencuci bibit padi sebelum disemai.
Menurut Bupati Lebong, Rosjonsyah Syahili, mitos yang berkembang dan beberapa kali terjadi, setiap memasuki musim tanam kedua, ancaman kegagalan sangat menghantui. Sawah petani akan diserang oleh gerombolan hama tikus tanpa bisa dikendalikan.
Advertisement
"Kami ingin melawan mitos itu dan berupaya melakukan pencegahan gagal panen kedua ini," ucap Rosjonsyah di Muara Aman, Lebong, Selasa, 8 Agustus 2017.
Baca Juga
Pola tanam selama ini yang hanya satu kali dalam setahun, menurut Bupati, sangat merugikan petani. Sebab, masa paceklik tanpa aktivitas bersawah mengakibatkan warga Lebong yang memiliki luas lahan sawah sebanyak 5.364 hektare harus mengonsumsi beras miskin bantuan pemerintah.
"Upacara adat Dundang Biniak ini sudah 10 tahun tidak dilaksanakan. Hari ini merupakan simbol kebangkitan petani Lebong untuk mengejar swasembada,"Â Rosjonsyah menambahkan.
Adapun Komandan Kodim 0409 Rejang Lebong Letkol Kav Hendra S Nuryahya mengatakan, percepatan musim tanam kedua yang dilakukan petani Lebong ini merupakan strategi untuk memaksimalkan hasil sawah sebelum musim penghujan datang.
Mitos terkait serangan hama tikus yang ditakutkan para petani juga harus diwaspadai dan dideteksi secara cepat. "Jika memang serangan hama tikus itu datang, pasti ada cara untuk mengatasinya," kata Dandim Rejang Lebong.
Saksikan video menarik di bawah ini: