Liputan6.com, Tapanuli Utara - Seorang personel Kepolisian Resor Tapanuli Utara (Polres Taput) meninggal dunia saat hendak menyelamatkan rombongan jemaah calon haji dari kemacetan di Jalur Lintas Sumatera. Peristiwa tragis ini terjadi di Desa Lobu Pining, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Taput, Sumatera Utara (Sumut).
Kapolres Tapanuli Utara, AKBP Jonius TP Hutabarat menjelaskan, personelnya tersebut merupakan anggota provos. Ia meninggal dunia saat bertugas bersama puluhan personel lainnya untuk mencairkan lalu lintas yang sempat terhenti satu malam akibat adanya pelebaran jalan.
"Karena jalan di sana sempit, jadi dibesarkan dengan cara dikeruk dan tanahnya dibuang ke jurang," ucap Jonius saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 10 Agustus 2017.
Menurut dia, proses pembuangan tanah mengakibatkan badan jalan terdampak. Selanjutnya, tanah yang terdampak di badan jalan dibersihkan dengan alat berat. Karena kondisi di Desa Lobu Pining hujan terus, menyebabkan kondisi jalan licin.
Baca Juga
"Jadi bukan karena longsor, ya. Di jalan itu ada tanah yang menyebabkan licin," ujarnya.
Jonius pun memaparkan kronologi polisi tewas terlindas bus tersebut. Awalnya, Polres Tapnuli Utara mendapat informasi adanya kemacetan di kawasan Desa Lobu Pining. Di antara kemacetan, ada rombongan bus jemaah calon haji yang hendak menuju Asrama Haji Medan.
Mendapat kabar itu, sekitar pukul 07.00 WIB, Jonius bersama sekitar 50 personel menuju lokasi untuk mencairkan kemacetan lalu lintas.
"Kondisinya saat kita tiba, kendaraan yang terjebak macet tidak berani semua melintas. Kita bersihkan dulu jalannya menggunakan alat berat," katanya.
Setelah dibersihkan, imbuh Jonius, polisi mencoba beberapa mobil untuk lewat. Polisi pun memprioritaskan bus yang ditumpangi rombongan jemaah calon haji asal Kabupaten Mandailing Natal, karena bergegas menuju ke Asrama Haji Medan dan sudah telat.
"Kondisi jalan di sana dari arah Taput ke Medan menurun. Kalau dari Medan ke Taput enggak bisa, karena mendaki dan jalannya licin," tutur dia.
Advertisement
Apalagi, menurut Jonius, banyak kendaraan yang melintas bermuatan berat. Pada saat menyelamatkan bus rombongan calon haji dari kemacetan, bus pertama mulus begitu juga dengan bus kedua. Sebelum melintas, para penumpang diturunkan semua.
Namun, ia mengungkapkan, bus rombongan ketiga sedikit bermasalah. Dari atas sudah mulai tergelincir karena kondisi jalan licin. Melihat kondisi itu, para penumpang diturunkan. Selanjutnya, bus melintas dibantu pakai alat berat.
Tiba-tiba, bus di belakangnya ikut dan sudah lepas kendali. Para petugas pun panik dan berlarian. "Ada yang ke jurang dan ada yang lari entah ke mana-mana. Buyarlah kita di situ semuanya," Jonius menerangkan.
Dalam kepanikan tersebut, tanpa disadari ada satu personel, Brigadir David Marpaung, hendak menyelamatkan orang dan pengendara lain yang berada di bawah.
Menurut Jonius, polisi warga Kota Perdagangan, Kabupaten Simalungun, tersebut berupaya agar bus yang kehilangan kendali itu tidak mengenai orang dan pengendara yang berada di bawah. Namun, upaya penyelamatan itu justru mengakibatkan polisi Tapanuli Utara itu terlindas bus.
Pelindas Bukan Bus Rombongan Haji
Brigadir David Marpaung tidak langsung meninggal dunia saat terlindas bus. Namun, ia dilarikan ke rumah sakit terdekat. "Lukanya karena tergilas, sehingga bagian dalamnya remuk," ujar Kapolres Tapanuli Utara, AKBP Jonius TP Hutabarat.
Disinggung kondisi terkini di lokasi, Jonius menyebut kawasan Pahae Julu kembali dilanda hujan, sehingga kondisi lalu lintas kembali berhenti. Namun, rombongan bus jemaah calon haji asal Mandailing Natal, telah berhasil melintas untuk menuju Asrama Haji Medan. Saat ini di lokasi ada personel Brimob dan TNI serta dari Polres Taput.
"Dengan adanya peristiwa ini, kita akan lebih berhati-hati lagi dalam bertugas untuk ke depannya," Jonius memungkasi.
Adapun Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, Imam Mukhair menegaskan, polisi yang meninggal dunia bukan disebabkan oleh bus yang ditumpangi para calon haji asal Kabupaten Mandailing Natal.
Berdasarkan hasil koordinasi yang diterimanya dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mandailing Natal, Muksin Batubara, rombongan jemaah calon haji menumpangi empat bus. Pada saat di lokasi, ada bus dengan model yang sama masuk di antara rombongan ketiga dan keempat.
Menurut dia, bus rombongan calon haji terjebak kemacetan sejak Rabu, 9 Agustus 2017, pukul 22.45 WIB. Mereka menunggu sampai pagi tadi, sekitar pukul 09.00 WIB, lalu lintas mulai jalan.
Bus satu jalan, bus dua jalan, begitu juga bus ketiga. Nah, di antara bus ketiga dan keempat ini ada yang menyelip. Bus inilah yang menabrak hingga menyebabkan dua orang meninggal, satu polisi dan satu lagi warga sekitar. "Ini hasil koordinasi saya dari Pak Muksin yang berada di dalam rombongan," ujarnya.
Imam menambahkan, saat ini rombongan bus jemaah calon haji asal Mandailing Natal sudah berada di perjalanan menuju Asrama Haji Medan. Jemaah calon haji Kelompok Terbang (Kloter) 14/MES itu diperkirakan tiba pada Kamis malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
"Semua sudah berkumpul dan sedang dalam perjalanan. Tadi, informasinya sudah di Tebing Tinggi, ada sekitar 104 orang," tutur dia.
Setelah tiba, para calon haji akan diberangkatkan ke Tanah Suci, melalui Bandara Kualanamu, pada Jumat, 11 Agustus 2017, sekitar pukul 14.55 WIB. Di Tanah Suci, nantinya mereka akan tinggal di Syisyah, Madinah, Arab Saudi, dengan nomor maktab (penginapan) 504.
Advertisement