Liputan6.com, Serang - Pihak kepolisian belum bisa memeriksa para saksi di lokasi ledakan Kapal KM Kendhaga Nusantara 14 yang sebelumnya disebut kapal Argo yang berlokasi di Kampung Gondaran, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Banten.
"Belum di proses, kita masih olah TKP, saksi belum bisa dimintai keterangan karena masih shock," kata AKBP Raden Romdhon Natakusumah, Kapolres Cilegon, Jumat (11/8/2017).
Polisi menyimpulkan ledakan kapal tersebut berasal dari tabung gas yang digunakan untuk mengelas lambung kapal tersebut. Akibat ledakan itu, lima pekerja tewas dan empat di antaranya menderita luka.
Advertisement
"Jadi, ada peristiwa terjadi ledakan yang diduga adanya kebocoran gas pada proses lasing. Sehingga terjadi ledakan, ada lima orang yang meninggal dunia. Semua pekerja di sini dan hampir semuanya warga lokal dan satu dari Pandeglang," tuturnya.
Pihak kepolisian mengaku masih terus menyelidiki ledakan tersebut, apakah terdapat unsur melanggar hukum atau hal lainnya. "Kita masih dalami apa ada kesengajaan atau kelalaian dan kita akan proses kalau ada tindakan melanggar hukum," jelasnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, Kapal KM Kendhaga Nusantara 14 merupakan kapal tipe Kontainer 100 Teus pesanan Kementerian Perhubungan cq., Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang diperuntukkan untuk mendukung program Tol Laut di wilayah Timur Indonesia.
Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Kemenhub RI merilis nama-nama korban meninggal dunia dan luka akibat ledakan kapal. Adapun korban yang meninggal yaitu :
- Udin, 30 Tahun, Alamat Cilegon
- Ifon Efendi, 25 Tahun, Alamat Kp Ambaru
- Yadi, alamat Sumuranja
- Supri, 30 Tahun, Alamat Puloampel
- Misri, 50 tahun, Alamat Kedungsoka
Untuk korban yang mengalami luka yaitu:
- Ali, luka berat
- Dani, luka ringan
- Asmara, luka berat
- Rusman luka berat
Atas kejadian kecelakaan kerja tersebut, Dirjen Hubla menyampaikan rasa prihatin dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimbulkan korban jiwa tersebut.
"Kami atas nama Ditjen Perhubungan Laut turut berduka dan prihatin atas terjadinya musibah ini. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali di kemudian hari," ungkapnya.
Dirjen Tonny menjelaskan pihaknya belum mengetahui penyebab terjadinya musibah tersebut. "Untuk penyebab ledakan masih didalami pihak kepolisian setempat, termasuk meminta keterangan dari para saksi dan sejumlah pihak terkait," ujar Tonny.