Liputan6.com, Probolinggo - Setiap tahun pada saat pelaksanaan ibadah haji, warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, punya tradisi unik. Tradisi itu adalah Ngater Kajien, yaitu mengantar para jemaah calon haji yang akan berangkat menggunakan perahu hias.
Dengan menggunakan belasan kapal motor, ribuan warga mengantarkan 15 anggota jemaah calon haji (JCH) yang akan berangkat ke Tanah Suci Mekah di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (13/9/2017) pagi.
Advertisement
Baca Juga
“Tujuannya kami ingin mendapat barokah dan segera bisa menyusul naik haji di tahun-tahun yang akan datang,” tutur Siti Rohmah, salah satu warga Gili Ketapang.
Mereka menggunakan perahu jenis Jonggrang yang sudah dihias sehari sebelumnya untuk membawa para jemaah. Hampir semua warga pulau terluar dari Kabupaten Probolinggo itu ikut, baik anak-anak hingga lansia juga turut serta.
Warga rela berpanas-panasan mengiring calon haji dengan harapan suatu saat bisa menyusul ke Tanah Suci.
Tradisi Ngater Kajien di kalangan warga yang mayoritas bermata pencaharian nelayan ini sudah menjadi tradisi warga pulau Gili Ketapang secara turun-temurun.
"Enggak peduli, yang berhaji itu masih kerabat atau bukan. Yang penting ikut," kata Sumari, warga lainnya.
Suasana haru pecah saat calon jemaah haji akan berangkat menuju titik pemberangkatan, yakni wisata Miniatur Kakbah, di Desa Curah Sawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.
Tangis haru dan kalimat tauhid ‘Labbaika allahumma labbaik, Laa syariika laka labbaik, Innalhamda wan-ni'mata laka wal mulk, laa syariikalak’ mengiringi keberangkatan belasan calon haji tersebut.
Dari data Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo, tahun ini hanya ada 15 calon haji dari warga Pulau Gili Ketapang. Sedangkan total satu kelurahan calon haji asal Kabupaten Probolinggo sebanyak 794 orang yang terbagi dalam dua kloter, yakni kloter 51 dan 52 Embarkasi Surabaya.