Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Pemuda Tangguh Jual Buah dengan Merangkak

Top 3 Berita Hari Ini, pemuda asal Desa Belangin, Kapuas, Kabupaten Sanggau ini berjualan buah dengan cara merangkak puluhan kilometer.

Liputan6.com, Sanggau - Top 3 Berita Hari Ini, seorang pemuda asal Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat harus berkeliling menjajakan jeruk dan salak meski kedua kakinya tidak normal sejak lahir.

Puluhan kilometer jalan ditambah teriknya matahari yang menyengat tak menjadi penghalang baginya untuk melawan kerasnya kehidupan meski harus dengan merangkak hingga lutut terkelupas.

Baginya, menangisi nasib atau mengeluh sepanjang hari tidak ada gunanya. Lebih baik dia berjualan buah dan hasilnya dapat dikumpulkan untuk membeli motor Tossa impiannya.

Julhakim menjajakan jeruk dan salak dari dinihari hingga malam hari. Per harinya, pemuda tangguh ini bisa mengumpulkan Rp 60 ribu.

Sementara itu, peringatan Hari Pramuka di Brebes, Jawa Tengah digegerkan dengan tewasnya siswa kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah saat sedang berkemah.

Kejadian berawal saat jam waktu istirahat tiba. Korban yang berumur 10 tahun, bersama teman-temannya memilih untuk mandi di Sungai Ciraja, menunggu waktu istirahat selesai.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. Kisah Pemuda Jualan Buah dengan Merangkak Puluhan Kilometer

Julhakim, pria penjual merangkak asal Transmigrasi Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, pada saat keliling menjajakan jeruk dan salak. (Foto: Raden AMP/Liputan6.com)

Julhakim nama lengkapnya. Pria kelahiran 1994 asal kawasan Transmigrasi Belangin III di Dusun Padas Suryan, RT/RW 006/002, Desa Belangin, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, ini berjualan buah dengan merangkak sejauh puluhan kilometer.

Kemalangan sang bocah itu tidak berhenti di situ. Kedua orangtuanya hingga kini tidak diketahui di mana keberadaannya.

"Saya tidak mau mencuri. Mengeluh tidak guna. Saya harus kerja. Apa pun saya kerjakan. Ya salah satunya saya jualan buah jeruk dan salak," ucap Julhakim, lirih menahan sedih.

Dia bercita-cita, ingin membeli motor Tossa, jika nantinya uang yang dikumpulkannya sudah banyak. "Pengen beli motor Tossa. Untuk jualan. Uang ditabung. Ada Rp 300 ribu terkumpul," kata dia, penuh harap.

Selengkapnya...

2. Tragis, Bocah Tenggelam Saat Berkemah di Hari Pramuka

Ilustrasi Foto Tenggelam (iStockphoto)

Nasib tragis menimpa Dani Azam, bocah berusia 10 tahun siswa kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah Terlaya, Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sang bocah tewas tenggelam di Sungai Ciraja, Bantarkawung.

Ironisnya, sang bocah tenggelam di sela-sela kegiatan berkemah memperingati Hari Pramuka di sekolahnya.

Sebelum tenggelam, korban dan beberapa anak lainnya nyemplung di Sungai Ciraja. Awalnya, mereka aman-aman saja mandi di tepi sungai. Nahas, saking keasyikan mandi di sungai, korban tak memperhatikan kondisi sungai yang memiliki kedalaman hingga 2 meter di bagian tengah.

Teman korban memanggil warga yang kebetulan berada tak jauh dari lokasi kejadian untuk menolongnya. Saat berhasil dievakuasi oleh warga setempat, kondisi korban lemas dan seperti mengalami sesak napas.

Selengkapnya...

3. Kisah Pembantaian 400 Orang di Tepian Sungai Tiwi Maluku

Sejarawan dan juga wartawan senior, Peter A. Rohi asal Nusa Tenggara Timur. Foto: (Ola Keda/Liputan6.com)

Sejarawan dan juga wartawan senior, Peter A. Rohi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) menginvestigasi pembunuhan 400 orang di Sungai Tiwi, Emplawas Babar, kepulauan Maluku, Kabupaten Maluku Barat Daya, Propinsi Maluku tahun 1944. 

Investigasi yang menggemparkan dunia dan Tokyo ini telah dimuat di koran Sinar Harapan. Kisah itu ditulisnya berjudul 'Perjalanan Jurnalistik ke Desa Emplawas, Pulau Babar, Gegerkan Tokyo'.

Tulisan itu juga diunggah di akun Facebook milik Peter A. Rohi pada 4 Agustus 2017. Berikut cuplikan tulisannya.

Selengkapnya...