Sukses

Ini Alasan Ratusan Orangtua di Jawa Tengah Menolak Vaksin MR

Ada anggapan jika sakit dan mati itu adalah takdir. Namun, bukan itu saja yang membuat ratusan orangtua di Jawa Tengah menolak vaksin MR.

Liputan6.com, Semarang - Target Kementerian Kesehatan untuk memvaksin 100 persen anak di Jawa Tengah, tidak berhasil. Sebab, ratusan orangtua menolak vaksinasi Measles Rubella (MR).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr Yulianto Prabowo, memastikan, lebih dari 300 anak tidak akan menerima vaksin MR. Orangtua mereka menolak vaksinasi karena dianggap bertentangan dengan keyakinan agama.

"Ada pemahaman dari tokoh agama yang menyatakan bahwa vaksin MR tidak boleh," ujarnya, Rabu (16/8/2017).

Yulianto menambahkan, para orangtua itu menganggap vaksin MR mengandung zat yang diharamkan agama. Warga yang menolak berasal dari desa di tiga kabupaten, yakni Sukoharjo, Karanganyar, dan Temanggung.

"Memang tidak semua warga di desa itu menolak. Yang menolak hanya sebagian warga desa," ungkap Yulianto tanpa menjelaskan secara detail nama desa yang warganya menolak.

Padahal, vaksin MR telah mendapat jaminan halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pemerintah juga menjamin keamanan vaksin MR untuk anak.

Kementerian kesehatan menilai, vaksin MR sangat penting untuk mencegah penyakit rubela dan campak yang menyerang anak. Vaksin ini telah mendapat rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Yulianto menjabarkan, saat ini vaksin MR baru disuntikkan kepada 3,5 juta anak di Jawa Tengah. Jumlah itu baru 45 persen dari target yang mencapai 8,2 juta anak.

"Bagi warga yang menolak, mereka beralasan kalau sakit dan mati itu adalah takdir," ungkap Yulianto menyayangkan.

Â