Sukses

Imunisasi Rubela ke Sekolah di Kota Malang Libatkan Kemenag

Ada sekolah agama yang sempat menolak program imunisasi karena mengkhawatirkan bahan baku vaksin.

Liputan6.com, Malang Dinas Kesehatan Kota Malang, Jawa Timur, harus menggandeng Kantor Kementerian Agama untuk menyosialisasikan imunisasi campak dan rubella ke sekolah agama. Sebab, ada sekolah yang secara kelembagaan menolak lantaran khawatir bahan baku vaksin mengandung minyak babi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Asih Tri Rachmi Nuswantari, mengatakan, penolakan itu muncul saat awal program nasional imunisasi campak dan rubela dimulai di sekolah-sekolah.

“Memang ada sekolah yang menolak, tapi setelah diberi pemahaman bersama Kementerian Agama, sekolah itu mau siswanya diberi vaksin,” kata Asih di Malang, Jumat (18/8/2017).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Malang, sejak 1-18 Agustus 2017, dari target 183.605 anak yang diimunisasi, realisasinya sudah 59,05 persen atau 99.665 anak usia 9 bulan-15 tahun sudah diimunisasi. Itu baru menyasar ke sekolah di bawah Dinas Pendidikan maupun Kementerian Agama.

Terhitung mulai 1 September nanti, program imunisasi campak dan rubela itu akan menyasar ke pos pelayanan terpadu (posyandu). Di Kota Malang, ada 603 posyandu yang akan melayani imunisasi tersebut. Dinas Kesehatan optimistis target seluruh anak yang harus diimunisasi bisa terpenuhi sampai akhir September nanti.

“Sosialisasi bahaya jika anak tidak diberi vaksin sudah gencar kami lakukan. Karena itu, kami optimistis target anak yang harus diimunisasi bisa tercapai,” ucap Asih.