Liputan6.com, Ambon - Bakal calon Gubernur Maluku, Irjen Murad Ismael, menyatakan kebingungannya dengan Maluku yang indeks kebahagiaannya pada 2017 ini di nomor dua nasional. Padahal, daerah ini termiskin keempat di Indonesia.
"Saya bingung dengan data hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2017 diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) yang rasanya kurang rasional dibandingkan posisi kemiskinan tersebut," katanya, di Ambon, Kamis (24/8/2017), dilansir Antara.
Berdasarkan hasil survei, dinyatakan bahwa kebahagiaan yang sebenarnya berpulang ke masing - masing hati masyarakat.
Advertisement
"Saya tidak mengetahui posisi termiskin keempat di Indonesia kok dinyatakan masyarakat merasakan kebahagiaan dengan indeks komposit yang disusun oleh tiga dimensi yaitu kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup," ujar Murad.
Komandan Korps Brimob yang mantan Kapolda Maluku itu mempertanyakan dengan indeks komposit terkait kepuasan hidup, perasaan dan makna hidup bisakah masyarakat tergolong miskin merasakan kebahagiaan.
"Rasanya kurang rasional bila warga tergolong miskin, tetapi dinyatakan bahagia," tandasnya.
Dia memandang perlu mengoptimalkan pengelolaan potensi laut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meyakinkan investor untuk memanamkan modalnya di sektor ini. Potensi lestari ikan sebanyak 1,64 juta ton/tahun, dia mencontohkan, saat ini belum diimbangi dengan keberadaan pabrik pengolahan ikan.
"Saya sungguh sedih karena potensi ikan sebesar itu ternyata menempatkan Maluku nomor empat termiskin di Indonesia yang hingga saat ini di sembilan kabupaten dan dua kota tidak ada satupun pabrik pengolahan ikan," tandas Murad.
Apalagi, Maluku memiliki tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yakni laut Banda, laut Seram, dan laut Arafura yang memiliki kontribusi lebih dari 30 persen produksi ikan nasional. Luas laut Maluku 92,4 persen dari wilayahnya seluas 712.479,69 km2 juga memiliki aneka jenis komoditas seperti rumput laut, cumi, teripang, mutiara dan udang.