Liputan6.com, Banyuasin - Lokasi pembuangan sopir taksi online korban pembunuhan, Edward Limba, ternyata sangat jauh dan sepi. Tepatnya, di pinggir jalan menuju Balai Penelitian Perkebunan (Balitbun), Desa Lalang Sembawa, Kecamatan Sembawa, Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).
Sekretaris Desa Lalang Sembawa, Alamsyah, mengungkapkan, tempat kejadian perkara atau TKP juga jarang dilintasi oleh warga saat malam hari. Apalagi, lokasi tersebut berjarak sekitar satu kilometer dari permukiman warga.
Alhasil, hal ini memunculkan dugaan pelaku sengaja membuang korban di lokasi yang memang sudah diketahui kondisinya itu. "Waktu yang agak ramai siang hari karena ada kantor dan sekolah, tapi ketika sore sudah berangsur sepi," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (24/8/2017).
Ia mengungkapkan, kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi di desanya, sehingga berdampak pula pada psikologis masyarakat. Bahkan, warga semakin ngeri untuk keluar rumah di malam hari. Karena itu, dalam waktu dekat, ia mengatakan akan mengajukan pemasangan lampu jalan kepada Pemerintah Kabupaten Banyuasin.
Baca Juga
Kawasan tersebut, ujar Alamsyah, menjadi perlintasan untuk menuju desa lain, sehingga mobil yang melintas tak membuat warga curiga. Sampai akhirnya korban ditemukan oleh penjaga malam usai melaksanakan tugasnya pada Selasa, 22 Agustus lalu.
Alamsyah bersama warga langsung mendatangi lokasi setelah mendapat informasi dari satpam di balai penelitian tersebut. "Kondisinya juga gelap. Makanya, nanti kami juga mau minta lampu (jalan)," katanya.
Saat ini, anggota Satreskrim Polres Banyuasin dipimpin Kasat Reskrim AKP Dwi Satya masih memburu tersangka pembunuhan sopir taksi online itu.
Adapun Kapolres Banyuasin, AKBP Andri Sudarmadi, mengatakan bahwa pihaknya masih menyidik kasus perampokan disertai pembunuhan terhadap sopir taksi online tersebut. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Polresta Palembang dan Polda Sumsel.
"Kita berangkat dari bukti dan petunjuk yang ditemukan, mudah-mudahan segera ketemu," ia berharap.
Di antara petunjuk tersebut adalah order terakhir yang diterima korban dari pria bernama Rohman. Dari salah satu rekan kerja korban bernama Eko, order tersebut telah tiga kali ditolak oleh sopir taksi online lain sebelum diterima korban dengan lokasi penjemputan di kawasan Jalan Sudirman, Palembang.
Kapolresta Palembang, Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengatakan, pihaknya kini bersama Polres Banyuasin dan Tim Rimau Polda Sumsel masih mengendus keberadaan terduga pembunuh sopir taksi online tersebut.
"Jenazahnya di Banyuasin, mobilnya ditemukan di Palembang. Dalam kasus ini masih dilakukan pendalaman untuk mencari tahu keberadaan tersangka," ia memungkasi.
Advertisement
Saksikan video menarik di bawah ini:
Jasad di Perkebunan
Jasad Edward Limba pertama kali ditemukan oleh Feriansyah, penjaga malam di Balai Penelutian Perkebunan (Balitbun) Sembawa, pada Senin 21 Agustus 2017 malam. Kawasan tersebut masuk di Desa Lalan Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumsel.
Menurut Feriansyah, saat itu dirinya bertugas jaga malam dan berkeliling kawasan Balitbun Sembawa menggunakan sepeda motor. Ketika melewati pinggiran perkebunan, ia melihat sesosok tubuh yang telentang dan tak bergerak.
Saat mendekat, Feriansyah kaget melihat tubuh pria asing dengan wajah berlumuran darah dan diperkirakan sudah tidak bernyawa lagi. Ia langsung menghubungi Polres Banyuasin dan mengabarkan kepada warga sekitar.
Tak lama kemudian, petugas langsung mendatangi lokasi kejadian dan membawa jenazah ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang.
Menurut Kapolres Banyuasin, AKBP Andri Sumardani, selain tubuh korban dianiaya menggunakan senjata tajam, beberapa barang pribadi korban juga dicuri, seperti 1 unit mobil Toyota Avanza berwarna abu dengan pelat polisi BG 1103 QZ, 3 unit telepon genggam dan dompet.
Dari identifikasi luka di tubuh korban, diduga saat perampokan korban berusaha melawan. Namun pelaku menjerat leher korban menggunakan kawat sling hingga meninggal.
"Selain di leher, ada beberapa luka seperti di mulut dan tangan. Mungkin ini karena korban berusaha melawan pelaku. Iya sudah (mengantongi identitas terduga pelaku)," ujarnya.
Saat ditemukan, korban memakai baju kaos hitam, celana pendek, jam tangan di pergelangan tangan kiri dan ikat pinggang. Di lehernya juga masih melingkar kawat sling yang berdiameter sekitar dua milimeter.
Sebelum terbunuh, Edward yang bekerja di jasa taksi online ini mendapatkan pesanan antar penumpang dari Jalan Sudirman Palembang menuju Sembawa, Banyuasin pada Senin siang.
Dari aplikasi taksi online, pemesan bernama Rohman yang minta dijembut di Jalan Sudirman Nomor 1072, Sungai Pangeran, Ilir Timur 1 Palembang. Tarif jasa antar yang dibebankan ke pemesan sebesar Rp 213.000.
Namun sejak berangkat mengantar pelanggannya hingga keesokan harinya, tidak ada kabar dari Edward.
Advertisement
Baru Kerja Sehari
Pada Selasa pagi, kendaraan milik korban ditemukan di semak-semak di kawasan Jalan Kolonel Dhani Efendi, Lorong Bersama RT 14 RW 05, Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarame Palembang.
Letak mobil korban tak jauh dari pagar belakang kawasan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang. Kondisi mobilnya ditemukan dalam keadaan kehabisan bensin.
Mobil, pertama kali ditemukan sekitar pukul 06.00 WIB oleh Ida (37), warga sekitar. Ida dan suaminya Margono (54) mengira mobil tersebut punya seseorang yang ingin melihat tanah di kawasan tersebut.
Karena merasa curiga, Ida dan suaminya menghubungi Polresta Palembang dan melaporkan penemuan mobil tersebut. Tak lama kemudian, pihak polisi datang dan langsung memasang garis polisi di TKP.
"Memang banyak yang sering datang ke sini melihat-lihat tanah. Kami kira mau beli atau jual tanah. Tapi lama-lama ditunggu tapi tidak ada orangnya, kami langsung takut dan lapor polisi," ungkapnya.
Tak lama kemudian petugas kepolisian langsung datang dan mengamankan mobil yang ternyata memang benar milik korban. Saat diperiksa, ditemukan bercak darah di dalam mobil, tepatnya di kursi tengah sebelah kanan.
Jenazah korban yang sudah dibawa ke RS Bhayangkara Palembang langsung bisa diidentifikasi identitasnya. Selasa siang, keluarga korban langsung datang dan memastikan bahwa korban pembunuhan tersebut adalah anggota keluarganya.
Saat diperiksa, ternyata korban benar bernama Edward Limba. Tak ayal, Rosalina dan keluarga lainnya langsung menangis histeris.
Fitri (37), kerabat korban mengatakan bahwa Edward baru mencari peruntungan sebagai pengemudi taksi online beberapa hari lalu.
"Saat kejadian, dia baru pertama kali gabung dan mendapatkan pelanggan. Karena Edward tak kunjung pulang, istrinya gelisah, sampai mencari-cari ke seputaran kota Palembang menggunakan sepeda motor," katanya.
Pagi harinya mereka baru mendapatkan kabar bahwa suami Rosalina sudah meninggal dunia. Keluarga korban juga terlihat syok atas kabar tersebut.