Liputan6.com, Kupang - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Dany Suhadi menyosialisasikan dan memperkenalkan ciri-ciri ternak yang sehat untuk dijadikan kurban pada Idul Adha 1438 Hijriah.
"Ciri-ciri hewan kurban yang sehat seperti sapi dapat dilihat dari fisik sapi yakni tidak cacat, satu gigi telah berganti menandakan umur lebih dari dua tahun, dan tidak memiliki penyakit kulit," jelasnya di Kupang, Selasa (29/8/2017), dilansir Antara.
Ia mengatakan ciri umum ini mudah dikenali pada fisik sapi. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi siapapun untuk kecolongan dalam memilih sapi yang layak dan sehat untuk kurban.
Advertisement
"Secara kasat mata, kondisi fisik hewan yang sehat di antaranya lincah, bulu tidak kusam, mulut hewan tidak berlendir dan kotoran normal, tidak cacat dan tidak memiliki penyakit kulit," katanya.
Selain itu, dia menambahkan, ciri hewan yang kurang sehat di antaranya bermata merah, lemah tanpa ada tenaga, dan tidak lincah. Untuk memastikan ciri hewan kurban sehat atau tidak, dinas telah membentuk tim dan telah menerjunkan ke lapangan untuk memeriksa intensif.
"Melalui tim pemeriksa maupun panitia Perayaan Hari-hari Besar Agama Islam (PHBI) kita meminta masyarakat untuk mengenali ciri-ciri ternak yang sehat untuk dijadikan kurban, agar hewan yang akan disembelih benar-benar layak dan aman dikonsumsi," katanya.
Ia menyebutkan untuk tindakan pencegahan sejak dua pekan terakhir, sejumlah hewan kurban telah diperiksa panitia. Pihak dinas juga menurunkan tim untuk memeriksa kesehatan hewan kurban di tempat-tempat penjualan sapi, dan turun langsung ke masjid dan musala.
"Kami selalu memantau kondisi kesehatan sapi kurban sebelum disembelih untuk memastikan sapi sehat dan tidak terjadi penyebaran penyakit sapi kepada manusia," jelasnya.
Tindakan ini sebagai bentuk kepedulian, di mana maraknya pedagang hewan kurban yang memperjualbelikan tanpa memikirkan kesehatan dagangannya.
Saat ini, Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengintensifkan pemeriksaan dan pengawasan hewan kurban yang akan disembelih pada tempat-tempat penjualan dan pemotongan hewan.
"Pemeriksaan secara intensif dilakukan sebelum puncak penyembelihan hewan kurban (atau H-2 pelaksanaan kurban), termasuk setelah H+1 kurban," katanya.
Saksikan video menarik di bawah ini: