Liputan6.com, Kebumen - Sebagian orang menganggap, jabatan ketua RT bukanlah jabatan yang mentereng. Jangankan diperebutkan, seringkali orang yang dicalonkan pun menolak. Boro-boro jabatan basah, yang ada jadi ketua RT adalah jabatan yang kering dan malah tombok.
Itu sebabnya, seringkali penjabat ketua RT sering dipaksa dengan dalih aklamasi peserta musyawarah. Soalnya, saat ditawarkan oleh pemimpin sidang, hampir seluruh peserta musyawarah menolak.
Namun apa yang dilakukan di Kampung Gunungmuji, Desa Bumirejo, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah ini pantas ditiru. Di kampung ini, jabatan ketua RT disulap menjadi jabatan yang mentereng, terhormat, dan dipilih dengan sungguh-sungguh. Bagaimana tidak, Pemilihan Ketua RT 3/4 dilaksanakan bak Pilkada atau Pemilu legislatif.
Advertisement
Pemilihan Ketua RT itu dilakukan layaknya Pemilu sesungguhnya. Ada teratak, bilik suara, dan Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang dipilih dengan serius berdasarkan kapabilitasnya. Pemilihan RT di kampung ini dilakukan secara langsung tak ubahnya Pemilihan Kepala Daerah atau legislatif. Sumber dana penyelenggaraan berasal dari kas RT sebesar Rp 1,5 juta.
Ketua KPPS, Joko Winursito, mengatakan, layaknya pemilihan umum, kepanitiaan ada beberapa bilik suara untuk mencoblos, papan Daftar Pemilih Tetap (DPT), undangan C1, surat suara bergambar calon, serta tinta celup.
"Tanggal 31 Agustus Ketua RT lama sudah purna, sehingga harus diadakan pemilihan RT baru. Warga menghendaki ada pemilihan yang demokratis dan transparan," ucapnya, saat dihubungi Liputan6.com, Senin sore, 4 September 2017.
Baca Juga
Tiga orang menyatakan siap dicalonkan menjabat ketua RT. Mereka adalah Trisnoto, Tasrudin, dan Mustarman. Sementara, jumlah suara dihitung dari jumlah Kepala Keluarga (KK) yang mencapai 105 KK. Namun, 13 keluarga tak berada di tempat lantaran merantau maupun tengah keluar kota sekeluarga.
Dari jumlah tersebut, 92 orang alias 87 persen lebih menunaikan haknya mencoblos di bilik suara. Singkat cerita, Trisnoto yang kesehariannya berjualan satai dinyatakan memenangi Pemilihan Ketua RT 03/4.
Kepala Desa Bumirejo, Bibit Agus Nugroho mengaku gembira dengan penyelenggaraan Pemilihan Ketua RT yang dibuat serius itu. Keberhasilan warga meyelenggarakan pemungutan suara itu menunjukkan tingginya kebutuhan warga terhadap sosok pemimpin RT yang akan mengemban amanat mereka.
"Yang kesadaran demikian jarang terjadi di tempat lain. Jabatan ketua RT tak diperhitungkan. Ketua RT itu kerjanya ibadah karena tidak dibayar atau mendapatkan bengkok," kata Bibit.
Bibit menjelaskan, peran ketua RT sangat strategis dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan. Ketua RT adalah ujung tombak pemerintahan karena paling tahu kondisi warga serta lingkungannya di banding pemerintah di atasnya. Keberhasilan program pemerintah pun banyak yang bertumpu pada ketua RT.
 Saksikan video menarik di bawah ini: