Liputan6.com, Pekalongan - Ribuan pelayat, baik dari kerabat ataupun keluarga, mulai berdatangan di rumah duka Wali Kota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid, di Jalan Toba, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (7/9/2017) malam.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, rumah berlantai dua yang bercat putih itu terlihat sudah dipasangi tenda di halamannya. Ratusan kursi-kursi pun sudah ditata rapi. Ribuan pelayat sudah memenuhi rumah.
Selain itu, karangan bunga dukacita yang dikirimkan para koleganya terpampang di jalan sekitar rumah duka. Jalan menuju rumah duka ditutup dan dijaga petugas Dinas Perhubungan setempat.
Hanya pelayat dan warga sekitar yang boleh masuk. Wali Kota Pekalongan dikabarkan meninggal dunia. Ia diduga wafat karena penyakit jantung. Hingga pukul 20.30 malam, pejabat Forkopimda Kota Pekalongan satu per satu terlihat datang ke rumah duka di Jalan Toba Pekalongan Timur.
Baca Juga
Wali Kota Pekalongan yang akrab disapa Alex itu mengembuskan napas terakhirnya di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Bedan, Kota Pekalongan, Kamis sore tadi sekitar pukul 15.30 WIB.
Kabag Humas Kota Pekalongan, Arif Karyadi mengatakan, jenazah Alex akan dikebumikan besok sehabis salat Jumat di Pondok Pesantren Djunaid milik keluarga besar sang wali kota.
"Nanti sebelum dikebumikan usai salat Jumat, akan disalatkan dulu di sana juga," tutur Arif.
Adapun Alex menjabat sebagai Wali Kota Pekalongan sejak Februari 2016. Dia berpasangan dengan wakilnya, Syailani Mahfudz.
Advertisement
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dugaan Penyebab Wali Kota Wafat
Kematian Wali Kota Achmad Alf Arslan Djunaid mengejutkan banyak kalangan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Menurut dokter spesialis penyakit dalam RSUD Bendan, Kota Pekalongan, dr Kukuh Subekti, tim dokter memastikan penyebab sang wali kota meninggal dunia lantaran sakit.
"Berdasarkan pemeriksaan medis yang dilakukan tim dokter RSUD Bendan, Beliau (Wali Kota Pekalongan) karena menderita sakit," ucap dr Kukuh Subekti, Kamis (7/9/2017).
Dokter Kukuh menuturkan, pertama kali datang ke RSUD Bendan, kondisi Wali Kota sudah tak sadarkan diri. "Datang ke instalasi gawat darurat (IGD) oleh perawat yang mengantar dalam kondisi terbaring tertelungkup dan tak teraba nadi," katanya.
"Selanjutnya, tim dokter melakukan resusitasi jantung dan paru-paru selama dua jam setengah," dokter Kukuh menjelaskan.
Usai tim dokter menjalankan resusitasi yang terakhir kalinya dilakukan oleh pimpinan kelompok penanggulangan tanggap darurat RSUD Bendan, dr Bima spesialis jantung, Wali Kota yang akrab disapa Alex itu dinyatakan meninggal dunia, pada Kamis sore tadi sekitar pukul 15.30 WIB.
Berdasarkan pemeriksaan tim medis RSUD Bendan, ada dua kemungkinan penyebab meninggalnya Alex. "Pertama, terjadi sumbatan jantung di koroner dan sumbatan pembuluh darah di otak karena terlepasnya gumpalan darah yang entah asalnya dari mana," dokter Kukuh membeberkan.
Kendati demikian, ia menyatakan, Alex sebelum meninggal dunia tak memiliki riwayat penyakit jantung.
"Semua terjadi begitu saja. Berdasarkan teori buku dan teori, jika ada kejadian seperti itu hanya ada dua kemungkinan. Pertama, lepas gumpalan darah dan menyumbat ke pembuluh jantung dan menyumbat di batang otak," Kukuh memaparkan.
Ia menambahkan, kemungkinan seperti itu yang paling sering dianggap sebagai penyebab kematian secara mendadak. Namun, tim dokter membantah jika penyebab kematian Wali Kota Pekalongan diduga karena faktor kelelahan.
Advertisement