Sukses

Menanti Jembatan Gantung buat Puluhan Siswa SD Pelintas Sungai

Sungai Cisanggarung yang dilintasi puluhan siswa SD itu terkenal tenang saat kemarau, tetapi ganas saat penghujan tiba.

Liputan6.com, Cirebon - Minimnya akses untuk menyeberangi Sungai Cisanggarung yang memisahkan dua perkampungan di Ciledug Wetan, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, membuat puluhan siswa SD kesulitan. Tidak hanya mereka, mobilitas warga di dua perkampungan yang berseberangan ini juga terhambat, terutama untuk mencapai pasar.

Camat Ciledug Wetan Solihin mengatakan, sejauh ini masyarakat Desa Ciledug Wetan sudah pernah memasang akses untuk melewati Sungai Cisanggarung. Namun, akses tersebut tidak bertahan lama lantaran arus Sungai Cisanggarung yang deras dan sering meluap jika musim hujan. Masyarakat, kata dia, juga pernah patungan membuat perahu dari tumpukan drum minyak tetapi hanyut.

"Perahunya hanyut pas sungai lagi meluap, akhirnya mau tidak mau ya harus menyebrang sungai lagi," kata Solihin, Rabu, 6 September 2017.

Dia mengatakan, selagi tidak ada jembatan atau alat bantu penyeberangan yang lain di sungai tersebut, masyarakat di perkampungan Palabuan terpaksa memutar lewat Desa Cilengkrang ke Jati Seeng Kidul.

Solihin mengaku sudah mengajukan pengadaan pembangunan jembatan kepada pemerintah pusat. Namun, hingga saat ini, belum juga ada tanda-tanda realisasi.

"Kami juga sedang menelusuri sampai mana pengajuan jembatan ini di pemerintah pusat," ujar dia.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, lanjut dia, masyarakat dibantu aktivis lingkungan membangun jembatan darurat. Jembatan darurat yang rencananya dibangun pada Oktober nanti merupakan hasil patungan masyarakat setempat bersama pegawai kecamatan dan aktivis lingkungan.

"Insya Allah Oktober terpasang, sekarang jembatannya sedang didesain," ujar dia.

Ketua Komunitas Petakal Grage Cirebon, Deddy Madjmoe mengatakan Sungai Cisanggarung terbilang berbahaya. Jika surut, sungai tersebut terlihat tenang. Namun jika meluap, sungai tersebut bisa menggenangi perkampungan Palabuan.

"Kampung Palabuan ini cukup unik karena dikelilingi sungai-sungai. Selain Cisanggarung, ada juga Sungai Cijangkelok," kata dia.

Deddy bersama warga setempat berusaha mencari celah untuk memudahkan akses masyarakat di kampung Palabuan. Bekerja sama dengan Vertical Rescue Indonesia (VRI), masyarakat akan membangun jembatan gantung darurat untuk memudahkan akses warga Kampung Palabuan.

Dia menyebutkan, jembatan gantung darurat tersebut akan menyambungkan Kampung Palabuan dengan Kampung Kebon Awi, Desa Ciledug Wetan, Kabupaten Cirebon. Dengan bentangan 100 meter dan lebar 120 sentimeter, jembatan tersebut hanya menampung maksimal lima orang sekali melintas.

"Jadi mungkin teknisnya, warga yang mau lewat jembatan harus mengantre dulu dan jembatan ini tidak bisa dilewati kendaraan bermotor," ujar dia.

Selain jembatan gantung darurat yang menghubungkan Kampung Palabuan dan Kebon Awi, aktivis lingkungan juga akan membangun jembatan lintas provinsi. Jembatan itu akan menghubungkan Kampung Palabuan dengan Desa Karang Sambung, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes yang terputus oleh Sungai Cijangkelok.

"Mudah-mudahan Oktober ini desain jadi dan jembatan sudah bisa dikirim untuk kemudian kami pasang," kata dia.

Sebelumnya, puluhan siswa di SDN 2 Ciledug Wetan, Kabupaten Cirebon, harus melintasi Sungai Cisanggarung untuk sampai sekolah.

"Rumahku di Kampung Palabuan. Kalau mau ke sekolah ya setiap hari harus nyeberang ke sungai ini," kata siswi kelas IV SDN 2 Ciledug Wetan sembari bercanda dengan teman-temannya, Selasa, 5 September 2017.

Sungai itu mereka seberangi setelah menempuh jarak 1 kilometer. Para orangtua siswa sudah menunggu anak-anak mereka di seberang sungai, tanpa alas kaki maupun alat bantu penyeberangan.

Sungai Cisanggarung ini membelah dua kampung di satu desa, yakni Kampung Palabuan dan Kampung Kebon Awi, Kabupaten Cirebon. Informasi yang dihimpun Liputan6.com, sudah puluhan tahun sungai tersebut tidak memiliki akses atau jembatan.