Sukses

Memburu Kelelawar Raksasa Sebesar Batman di Aceh

Kelelawar raksasa sempat muncul di Aceh. Kelelawar raksasa itu terancam punah.

Liputan6.com, Aceh Besar - Penangkapan kelelawar raksasa di Aceh Besar, Aceh mengusik perhatian Natural Aceh, organisasi yang aktif dalam kampanye lingkungan dan kemanusiaan di Aceh. Sebagai tindak lanjut, tim riset dari Natural Aceh mulai intensif berburu kelelawar yang konon sebesar Batman si manusia kelelawar dalam karakter komik itu.

"Bayangkan lebarnya kalau sayap terentang bisa 1,7 hingga 2 meter, ini kelelawar langka yang terancam punah," kata Ketua Natural Aceh, Zainal Abidin Suarja, ketika dihubungi di Aceh, Jumat (8/9/2017).

Dia menjelaskan pihaknya mendapat cerita ikhwal penangkapan kelelawar raksasa itu ketika sedang melakukan suatu kegiatan di daerah Saree, Aceh Besar pada Juli 2017. Kisahnya, beberapa sebelumnya warga menangkap kelelawar raksasa itu. Namun, kelelawar itu dibunuh dan bangkainya dibuang ke sungai.

"Karena ada ketakutan si kelelawar menculik anak-anak atau hewan piaraan," kata Zainal.

Tim Natural Aceh pun membuat riset awal. Ternyata di beberapa daerah sekitar sempat muncul kelelawar besar. Namun, belakangan si 'Batman' mulai menghilang.

Akhirnya, kata Zainal, pihaknya merancang penelitian khusus atas kelelawar raksasa ini. Selain menangkap sekitar 200 kelelawar untuk diteliti, tim juga memburu si kelelawar raksasa.

Untuk memburunya, tim riset memasang jerat di empat ragam lokasi yakni gua, hutan, lahan warga, juga pemukiman. Setiap jam sekali jerat itu diperiksa. Kelelawar raksasa yang terjerat nantinya akan dipasangi gelang pelacak.

Saat ini kendalanya adalah hujan yang masih sering turun. "Kalau hujan kelelawar tidak muncul," katanya.

Penelitian kali ini tak hanya fokus pada kelelawar raksasa, namun juga kelelawar secara umum di habitatnya. Penelitian itu memakan waktu selama empat bulan sejak awal September ini untuk tim mendata dan mengidentifikasi seluruh jenis kelelawar di Gunung Seulawah.

"Kita fokus komposisi dan keragaman kelelawar di Gunung Seulawah," kata Ketua Tim Peneliti Riset Natural Aceh, Ellena Yusti, seperti dikutip Antara.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

 

 

 

2 dari 2 halaman

Indonesia Negeri Kelelawar

Kelelawar merupakan hewan pemakan buah atau mengambil nektar dari buah tersebut, yang berperan penting bagi penyerbukan bunga tanaman di perkebunan warga setempat. Kotoran hewan ini mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi. Tempat tinggalnya selalu di pohon. Sehingga, secara otomatis kotoran mampu menyuburkan tanah di sekitarnya.

"Kami berharap hasil penelitian terhadap hewan mamalia ini bisa dipublikasikan demi kepentingan ilmu pengetahuan," ujar Ellena.

"Paling penting lagi, diharapkan warga, tidak cuma di Aceh, menyadari pentingnya peranan kelelawar di lingkungan mereka. Sehingga kelelawar tidak diusir dan diburu."

Zainal Abidin menjelaskan, Indonesia memiliki posisi penting dalam peta kelelawar dunia. Dari 1001 spesies kelelawar di dunia, 231 spesies ada di Indonesia.

"Sumatera yang paling kaya ragam kelelawarnya," kata dia.

Dari beragam spesies keleawar di Indonesia itu, 68 spesies ada di Sumatera, 29 spesies di Sulawesi, 22 spesies di Papua, 19 spesies di Kalimantan, dan 16 sepesies di Jawa.

Karena itu, kata dia, penelitian ini merupakan langkah signifikan untuk menjaga keragaman kelelawar di Indonesia. Misi terpenting lagi adalah pelestarian kelelawar yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.

"masih ada pandangan bahwa kelelawar itu hama, padahal sangat berguna dan aman untuk manusia," ujarnya.

Dia mencontohkan, kelelawar adalah pemangsa serangga alami yang efektif. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa keleawar bisa makan enam ribu nyamuk dalam satu jam. Bandingkan dengan kinerja obat nyamuk yang bisa jadi punya efek samping.

Sebagai pemakan buah, keleawar juga sangat membantu proses penyerbukan. "Daerah yang banyak keleawar pasti subur, jadi kelelawar jangan diburu," katanya.Â