Sukses

Cerita Sadis Pembunuhan Sepasang Kekasih di Pantai Rongkang

Korban berulang kali memohon agar tak diperkosa bergiliran, tapi tersangka tidak menggubris.

Liputan6.com, Bangkalan - Satreskrim Polres Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menangkap Muhammat Hayat, 42 tahun. Ia salah satu tersangka pembunuhan sepasang kekasih di Bukit Pantai Rongkang, Kecamatan Kwanyar. Hayat yang punya nama panggilan Mat Betah, ditangkap di rumahnya, Desa Bleter, Kwanyar, pada Senin, 11 September 2017, pukul 00.00 WIB. Ia ditangkap setelah dua bulan buron.

"Hayat ini nelayan, selama buron dia mengaku melaut," ucap Kepala Satreskrim Polres Bangkalan, Anton Widodo, Selasa, 12 September 2017.

Dengan tertangkapnya Hayat, masih ada satu tersangka lagi yang belum tertangkap, yaitu Sohib, 38 tahun.

Sebelumnya, polisi telah menangkap tiga tersangka lain, yaitu Jeppar, Mohammad, dan Hajir. Ketiganya ditangkap pada 22 Juli lalu. Adapun berkas perkara ketiganya telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Bangkalan, pada 4 September lalu.

Lalu, apa peran Hayat dalam pembunuhan terhadap Ahmat, 20 tahun dan Ani, 17 tahun?

Sepasang kekasih itu adalah warga Desa Banyubesi, Kecamatan Tragah. Mereka tak pulang ke rumah sejak Mei lalu.

Dua bulan kemudian, jasad sepasang kekasih korban pembunuhan itu ditemukan membusuk dan sudah jadi tengkorak di sebuah gua di Pantai Rongkang, awal Juli lalu. Posisi ditumpuk bertindihan, tangan, dan kaki terikat tali warna biru.

"Sampai sekarang, Hayat enggak mengakui terlibat. Tapi keterangan tersangka lain, dia terlibat. Kaus dan celana yang dipakai saat membunuh dan memerkosa sudah kami temukan," ujar Anton soal peranan tersangka Hayat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Kronologi Pembunuhan Sepasang Kekasih

Menurut cerita seorang penyidik, ide merampok namun berujung pembunuhan sepasang kekasih yang tengah berduaan di Pantai Rongkang, Bangkalan, itu berasal dari Hayat dan Sohib.

Ceritanya, pada 2 Mei lalu, Sohib dan Hayat berboncengan sepeda motor melintas di Pantai Rongkang. Mereka melihat sepasang kekasih sedang berduaan di tepi pantai. Di tengah jalan, mereka berpapasan dengan Jeppar, 32 tahun. Sohib kemudian mengajak Jeppar merampok kedua muda-mudi tersebut.

Jeppar yang pernah dipenjara karena kasus pencurian langsung setuju. "Ada orang pacaran di pantai, ayo dirampas," kata Hayat kepada Jeppar, seperti tertuang dalam berkas penyelidikan.

Mereka bertiga kemudian menghampiri Ahmat dan Ani. Mereka lalu dibawa ke atas bukit. Sohib memegangi tangan Ahmat, sedangkan Ani dipegang Hayat. Adapun Jeppar membawa sepeda motor milik korban ke bukit.

Sesampainya di bukit, Sohib memberikan pisau pada Jeppar. Jeppar juga melepas kerudung Ani untuk diikatkan ke mulut Ahmat. Saat itulah, Sohib usul kepada Jeppar. "Sudah bunuh saja yang laki-laki," kata Sohib dalam Bahasa Madura.

Karena Ahmat terus meronta, Jeppar pergi sejenak ke toko untuk membeli tali tampar warna biru. Di toko itulah, Jeppar bertemu dengan Hasan dan Hajir. Keduanya pun diajak ke Pantai Rongkang.

Setibanya lagi di bukit, Hajir dan Hayat memegangi Ani. Sedangkan Sohib, Hasan dan Jeppar memegangi Ahmat. Setelah Jeppar mengikat tangan dan kaki Ahmat, dia lalu menusukkan pisau pemberian Sohib ke perutnya. Setelah Ahmat dipastikan tewas, Sohib dan Jeppar menggotong jasad korban dan kemudian diletakkan di bawah ceruk sebuah batu besar.

Setelah itu, Jeppar dan Sohib kembali ke atas bukit tempat Ani disekap. Ketika itulah, Jeppar usul pada empat teman bejatnya. "Ayo perkosa," kata Jeppar. Sohib, Hayat, Hasan dan Hajir pun setuju. "Ayo pegangin tangannya," Jeppar memberikan instruksi terhadap mereka.

Sohib dan Hayat kemudian merebahkan Ani di tanah. Korban meronta. Hasan dan Hajir kemudian memegang tangan korban, Sohib dan Hayat memegangi kedua kakinya. Sementara Jeppar membuka celana dan merobek baju korban. Dalam kondisi tak berdaya, Ani sempat memohon pada para pelaku. "Maaf pak, jangan perkosa saya," kata Ani.

Namun, ratapan Ani tak menyentuh hati para pelaku. Jeppar malah membuka celananya dan memerkosanya di hadapan teman-temannya. "Gantian San," ujar Jeppar pada tersangka Hasan. Setelah Hasan, secara berurutan mereka memerkosa Ani, yaitu Hajir, Sahib, dan Hayat paling buncit.

3 dari 3 halaman

Korban Minta Maaf, tapi Tak Digubris

Tiap tiba giliran para tersangka memerkosa, Ani selalu meminta maaf dan memohon agar tak diperkosa. Namun, permohonan korban tak digubris.

Setelah semua selesai memerkosa, Hayat berkata pada Sohib. "Sudah bunuh saja," kata Hayat seperti tertuang dalam berkas penyidikan. Tanpa pikir panjang, menggunakan kedua tangannya, Sohib mencekik leher Ani sampai tewas.

Setelah tewas, Jeppar dan Hayat memasangkan lagi pakaian Ani. Dibantu Hasan dan Hajir, mereka kemudian Jeppar dan Hayat menggotong korban ke bawah batu tempat pacarnya Ahmat dibuang. Karena khawatir Ani masih hidup, Jeppar pergi ke sepeda motornya mengambil lakban dan kemudian menutup mulut Ani dengan lakban dan mengikat tangannya dari belakang.

Jeppar kemudian mencopoti semua perhiasan yang dipakai Ani, yaitu cincin, sepasang anting, gelang, dan uang Rp 30 ribu. Selain itu, ada juga telepon seluler atau ponsel warna putih dan duit Rp 30 ribu milik korban Ahmat.

Para tersangka kemudian kembali ke atas bukit untuk bagi-bagi hasil rampasan. Oleh Jeppar, Hasan diberi ponsel, Hajir dan Sohib kebagian duit masing-masing Rp 30 ribu. Sedangkan Hayat dan diberi apa pun. Sepeda motor dan semua perhiasan diambil Jeppar.

Pembunuhan ini baru terungkap dua bulan setelah kejadian. Seorang pencari pakan ternak menemukan jenazah sepasang kekasih itu di bawah batu.

Belakangan, dua keluarga di Tragah, meyakini dua jenazah itu anak mereka yang tak pulang sejak dua bulan lalu. Dari situlah terungkap pelat nomor dan warna motor korban yang hilang.

Tak sampai sepekan pelaku ditangkap setelah polisi mendapat informasi, pelat nomor, dan warna motor korban identik dengan motor yang sering dipakai Jeppar. Jeppar kemudian ditangkap di kawasan Jembatan Suramadu. Dari mulut Jeppar kemudian terungkap para tersangka lain.