Sukses

Marbut Masjid Sukses Jadi Wisudawan Terbaik Unsoed

Prestasi demi prestasi diperoleh Diar meski dirinya juga disibukkan pekerjaan menjadi marbut masjid.

Liputan6.com, Purwokerto - Pekerjaan sebagai marbut atau penjaga masjid sering dianggap remeh. Padahal, selain fungsinya sebagai penjaga sekaligus juru bersih masjid, marbut juga memiliki tanggung jawab luar biasa.

Seorang marbut harus siap mengumandangkan azan lima waktu tepat pada waktunya, menjadi imam, dan khatib cadangan. Hal itu di luar tugas teknis lainnya, seperti menjaga kerapian dan kebersihan masjid, serta mempersiapkan segala hal untuk kegiatan masjid.

Namun, hal itu tidak mengurungkan Diar Budi Utama (23), yang saat itu tercatat sebagai mahasiswa baru angkatan 2013 Jurusan Administrasi Negara FISIP Unsoed, Purwokerto, untuk tinggal di komplek masjid sekaligus menjadi marbut.


Selain alasan ekonomis, tentu saja, Diar mengaku kerasan tinggal di lingkungan masjid. Ayahnya, Maman Ruhaendi, merupakan pekerja di sebuah bank daerah di Tasikmalaya. Sementara, ibunya, Apong Sumarni merupakan ibu rumah tangga.

Sejak awal menjadi mahasiswa pada 2013 itu, Diar memutuskan tinggal di Masjid Al Fattaah, Perumahan Sumampir Purwokerto Utara, beserta empat sahabatnya yakni Epri Riyadi, Chamid Sutikno, Dhimas Andhika, dan Umar Abdurrahman.

Mahasiswa asal Tasikmalaya ini mengaku selalu mengingat pesan kedua orangtuanya untuk terus hidup di lingkungan sekitar masjid. Sebab, menurut orang tuanya, hidup tanpa meninggalkan masjid akan berdampak positif pada kehidupan dunia dan akhirat.

"A nitip jagi Allah, jagi bumi Allah, Insya Allah urang sadaya bakal dijagi Allah, kade omat nitip oge bantu nu butuh talang nu keur susah, mugia jadi pemimpin nu amanah, dipikanyah ku masyarakat, nitip tetep kudu handap asor. (Kak, titip jaga Allah, jaga bumi Allah. Insya Allah kita semua bakal dijaga Allah. Ingat titip juga bantu talangi yang sedang susah. Semoga menjadi pemimpin yang amanah, disayangi oleh masyarakat, titip juga tetap rendah hati)," ujar Diar menyampaikan pesan orangtuanya, Selasa, 12 September 2017.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Raih IPK 3,85

Hari demi hari dijalani Diar antara mengurus masjid dan kegiatannya berkuliah. Bahkan, ia pun aktif di beberapa unit kegiatan mahasiswa. Kemudahan pun datang, Diar menerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) sejak awal semester kuliah hingga lulus.

Prestasi akademiknya pun memuaskan. Hal itu terlihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tiap semester yang selalu tinggi. Puncaknya, dengan IPK 3,85, Diar dinyatakan sebagai sebagai lulusan terbaik FISIP Unsoed pada periode Wisuda September 2017.

Diar unggul dari 179 mahasiswa FISIP yang lulus pada periode yang sama. Ia pun menerima penghargaan sebagai lulusan terbaik daalam prosesi yudisium atau pelepasan, Selasa, 12 September 2017.

Diar Budi Utama menjadi wisudawan terbaik Unsoed. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Selama masa kuliah, profesi sebagai marbut tak membatasi pemuda kelahiran 24 November 1994 untuk beraktivitas lain. Ia tercatat sebagai Ketua Angkatan Jurusan Administrasi Negara (AN) FISIP Unsoed angkatan 2013. Dia pun aktif di UKI FISIP, HMJ AN FISIP, UKKI Unsoed, UKM Bola Voli Fakultas dan Universitas serta pengurus paguyuban Keluarga Mahasiswa Tasikmalaya.

Selain itu, beragam prestasi juga pernah diraihnya, antara lain menjadi finalis mahasiswa berprestasi FISIP Unsoed 2016, Co Trainer Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM), Co Trainer Pengembangan Karakter Kepribadian Mahasiswa (PKKM).

Di samping itu, Diar merupakan peraih penghargaan Unsoed untuk penelitian terbaik dengan tim HMJ AN dengan tema "Reformasi Birokrasi", serta delegasi terbaik dalam kegiatan Temu Administrator Muda Indonesia 2016 yang dihadiri oleh Wakil Presiden H. Jusuf Kalla.

Diar membuktikan, menjadi marbut bukan halangan untuk mengejar prestasi di bidang lainnya. Ia pun bersiap menyongsong tantangan berikutnya setelah lulus dari almamaternya.