Liputan6.com, Pemalang - Warga Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, geger dengan penemuan sesosok jasad siswi SMP yang masih mengenakan seragam sekolah berwarna biru di sebuah ladang jagung, Selasa, 12 September 2017, sore.
Mayat perempuan itu ditemukan pertama kali oleh warga yang kebetulan melintas di ladang jagung. Saat ditemukan, korban dalam kondisi cukup mengenaskan.
Korban masih mengenakan seragam SMP atasan putih bawahan biru dongker tertelungkup di semak-semak ladang jagung Desa Gunung Batu Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, sekitar pukul 15.00 WIB.
Advertisement
Baca Juga
Diduga mayat siswi SMPÂ itu adalah korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan seorang teman dekatnya sendiri.
Informasi yang berhasil dihimpun Liputan6.com, korban diketahui masih berusia 15 tahun dan merupakan siswa kelas tiga SMP Negeri Bodeh Pemalang. Terakhir kali korban terlihat oleh teman-temannya berjalan kaki sendirian sepulang dari sekolahnya yang berada di Jalan Raya Bodeh.
Tak tampak ada yang aneh siang itu, korban berjalan menuju kediamannya yang dekat dari sekolah. Namun, warga setempat geger saat menemukan mayat bocah itu sudah tertelungkup di semak-semak kebun jagung.
Siswi SMP itu diduga meninggal akibat cekikan pelaku. Polisi langsung melakukan olah Tempat Kejadia Perkara (TKP) dan hanya dalam waktu 30 menit, pelaku berhasil diringkus.
Saksikan video pilihan berikut ini!
Dalam 30 Menit, Polisi Akhiri Langkah Pembunuh Siswi SMP
Teka-teki sesosok mayat bocah perempuan berseragam SMP yang ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di semak-semak kebun jagung di Desa Gunung Batu, Kecamatan Bodeh Pemalang, Jawa Tengah, berhasil terungkap.
Polisi menduga korban yang masih berusia 15 tahun itu tewas karena dibunuh seseorang. Polisi juga menemukan adanya sobek di beberapa bagian bekas cabikan oleh jari pada baju seragam korban.
Usai melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mendapatkan petunjuk, Tim Satreskrim Polres Pemalang langsung memburu pelaku yang diduga kuat menjadi aktor pembunuhan sadis siswa SMP itu.
Benar saja, perburuan hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Pengejaran pelaku pembunuhan yang dipimpin langsung Kasatreskrim Polres Pemalang AKP Akhwan Nadzirin membuahkan hasil. Polisi berhasil membekuk pelaku berinisial AR (17).
Pelaku yang diduga kuat melakukan pembunuhan sadis terhadap bocah SMP itu berhasil ditangkap dan langsung digelandang ke Mapolres Pemalang.
"Pelaku sudah kami tangkap. Saat ini diamankan di Mapolres Pemalang," ucap Akhwan Nadzirin, Rabu (13/9/2017).
Tak ada perlawanan saat polisi membekuk terduga pelaku pembunuhan sadis tersebut. "Pelaku laki-laki berinisial AR seorang remaja berusia 17 tahun," Akhwan menambahkan.
AR (17), warga Bodeh Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, pembunuh bocah SMP, ternyata tetangga dekat rumah korban. Mereka tinggal di Desa Gunungbatu, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
"Pelaku itu tetangga korban. Rumah pelaku dan korban juga enggak jauh. Mereka itu sudah saling kenal," ucap Tahroni (42), kerabat korban, Rabu, 13 September 2017.
Kapolres Pemalang AKBP Agus Setyawan membeberkan, pelaku pembunuhan siswi SMP ini merupakan anak putus sekolah. "Tersangka ini anak putus sekolah, sehari-hari selama ini bekerja ikut proyek," ucap Agus Setyawan, Kamis (14/9/2017).
Advertisement
Detik-Detik Kematian Siswi SMP di Kebun Jagung
Selasa, 12 September 2017 sekitar pukul 15.30 WIB, bertempat di kebun jagung milik Karyo di Desa Gunung Batu, Kecamatan Bodeh, ditemukan sesosok mayat perempuan korban pembunuhan.
Pihak kepolisian sudah memeriksa sejumlah saksi, seperti teman korban bernama RI (14). Saat itu, sekitar pukul 14.00 WIB korban pulang sekolah berjalan kaki bersama dengan dua orang temannya.
Setelah sampai di rumah temannya, korban pulang ke rumahnya yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah temannya itu. Untuk sampai ke rumah, korban harus melewati kebun jagung.
Kasatreskrim Polres Pemalang, AKP Akhwan Nadzirin, mengatakan, di tengah perjalanan, tepatnya di sebuah kebun jagung yang berada di Desa Gunungbatu, korban dicegat pelaku.
Pelaku membawa korban ke tengah kebun jagung dan hendak memperkosanya. Dengan sekuat tenaga, korban memberontak saat pelaku hendak melakukan niat jahatnya itu.
"Korban berteriak-teriak minta tolong dan sempat menjambak, mencakar pelaku. Tapi teriakan korban hilang ditelan suara musik orkes dangdut yang kebetulan sedang menghibur warga tidak jauh dari tempat itu," ucap Akhwan Nadzirin, Rabu (13/9/2017).
Kesal dengan pemberontakan yang dilakukan korban, pelaku lalu mencekik korban menggunakan kerudung yang dipakainya hingga meninggal dunia.
Mengetahui korban telah meninggal, pelaku lalu menyeret tubuh korban ke parit yang berada di tengah kebun. Tubuh korban diseret sekitar 50 meter ke arah utara dan dimasukkan ke parit yang berada di tengah kebun jagung serta ditutup daun pisang dan semak rumput.
Kemudian pelaku menutupnya dengan daun pisang. Merasa aman, pelaku tanpa rasa berdosa meninggalkan tempat tersebut.
Sementara mayat korban ditemukan oleh orang yang kebetulan lewat di kebun jagung pada pukul 15.00 WIB. Penemuan mayat tersebut kemudian dilaporkan ke polisi.
Satreskrim Polres Pemalang langsung bergerak untuk menyelidiki kasus penemuan tersebut. Dari tempat kejadian, polisi mengamankan beberapa barang bukti, di antaranya celana dalam korban yang tertinggal, tas sekolah, dan kerudung milik korban serta sepasang sandal yang diduga milik pelaku.
Sandal tersebut ditemukan polisi sekitar 100 meter dari lokasi penemuan mayat. "Dari hasil penyelidikan, polisi telah berhasil mengantongi identitas pelaku hanya dalam waktu 30 menit setelah mayat ditemukan," jelas dia.
Pelaku, kata Akhwan, berhasil dibekuk oleh Sat Reskrim Polres Pemalang dan langsung diamankan. Sementara, mayat korban dibawa ke RS dr Ashari Pemalang untuk proses autopsi.
"Untuk penyebab kematian yang pasti, nanti menunggu hasil autopsi pihak RS dr Ashari," dia memungkasi.
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Jadi Motif Pembunuh Siswi SMP di Pemalang
Polisi saat ini terus menyelidiki terkait motif terduga pelaku pembunuhan siswi SMP di Pemalang. Korban yang masih bocah berusia 15 tahun, warga Bodeh Pemalang tewas di tangan pelaku yang ternyata tetangga dekatnya sendiri.
Kasatreskrim Polres Pemalang, AKP Akhwan Nadzirin mengatakan, latar belakang pembunuhan yang dilakukan pelaku kepada korban karena masalah cinta monyet yang bertepuk sebelah tangan.
"Dugaan sementara kami, pembunuhan ini dilatarbelakangi karena pelaku, AR (17) yang diam-diam menaruh hati pada korban, sebut saja Bunga (15) bermaksud untuk merudapaksanya (perkosa)," ucap Akhwan Nadzirin, Rabu, (13/9/2017).
Benar saja, kepada polisi, pelaku mengaku sudah lama memendam rasa cinta kepada korban dan ingin menjadikanya pacar. Dia sengaja menunggu korban pulang sekolah lalu menyeret korban ke kebun jagung.
Di kebun ini, pelaku merayu dan berusaha mencabuli serta berusaha memerkosanya. Korban menolak dan melawan sehingga tersangka kalap dan menganiaya korban dengan menjerat leher siswi SMP itu hingga tewas.
"Saya menunggu kepulangan dia, lalu saya seret ke kebun jagung dan saya mengungkapkan perasaan suka dan berusaha untuk mengajak bermesraan," ungkap pelaku AR dihadapan polisi.
Namun, korban menolak diajak bermesraan ataupun menerima ungkapan cinta yang disampaikan pelaku.
"Dia (korban) nolak cinta saya dan melawan ajakan saya untuk bermesraan. Saat itu saya panik dan berusaha menghentikannya. Saat saya tahu dia meninggal, saya panik lalu saya tinggalkan di kebun dengan ditutupi daun pisang," ujar AR.
Kapolres menyebutkan, terungkapnya kasus ini berkat kecepatan laporan dan kejelian aparat kepolisian. Petugas menemukan sejumlah bukti yang mengarah pada tersangka.
Advertisement
Kenangan Keluarga terhadap Siswi SMP yang Terbunuh di Pemalang
Keluarga korban pembunuhan siswi SMP 3 Bodeh, di Kabupaten Pemalang, mengaku kaget dan terpukul dengan kasus yang menimpa anggota keluarganya. Korban yang masih berusia 15 tahun tewas di tangan tetangganya sendiri bernama AR (17).
Marwati (40), kakak korban, mengaku masih tidak percaya dengan apa yang menimpa adiknya. Dia mengatakan, biasanya adiknya pulang sekolah sekitar pukul 14.00 WIB. Namun, hari itu, hingga sore adiknya tak pulang-pulang.
"Saat itu saya berusaha mencari ke sana ke mari dengan bertanya kepada temannya, tapi enggak ketemu. Tiba-tiba dapat kabar dari tetangga kalau adik saya ditemukan sudah meninggal mengenaskan di kebun jagung," ucap Marwati lirih, Kamis (14/9/2017).
Keluarga, kata dia, meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan apa yang telah dilakukan kepada adiknya itu.
"Pokoknya harus dihukum seberat-beratnya, karena adik saya sekarang sudah tak pernah kembali lagi akibat perbuatan pelaku," katanya.
Sebelum ditemukan meninggal dunia, kata Marwati, tak ada yang aneh dengan tingkah laku adiknya. "Semuanya biasa-biasa saja. Setahu saya, adik saya juga enggak ada masalah dengan seseorang di rumahnya," kata dia.
Marwati masih ingat betul rutinitas yang dilakukan korban semasa hidupnya. Korban merupakan anak yang mudah bergaul dengan siapa pun, terlebih dengan teman sebayanya di rumah ataupun sekolah.
"Anaknya baik kok, sukanya cerita-cerita kalau habis pergi bermain dengan temannya. Jarang sekali dia mengeluh," cerita Marwati tentang adiknya yang kini telah tiada itu.
Hal senada juga disampaikan Tahroni (42), kerabat korban. Menurut dia, korban yang masih berusia 15 tahun itu dikenal sebagai anak yang baik dan jarang sekali mengeluh. Korban tinggal di Pemalang bersama saudaranya.
"Orangtuanya merantau di Jakarta," kata dia.