Liputan6.com, Pekalongan - Eko Budiono (27) pembunuh sadis seorang dukun, ambruk setelah kaki kanannya ditembus peluru polisi. Pemuda itu berusaha kabur dan melawan Petugas Buser Satreskrim Polres Pekalongan saat ditangkap di sebuah rumah di Kandang Panjang, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Polisi berhasil mengungkap persembunyian pelaku yang merupakan warga Desa Tembalgunung, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan. Penangkapan itu, berdasarkan pada keterangan dari berbagai pihak termasuk saksi dan kerabat pelaku.
"Pelaku sempat kabur dan melarikan diri di sebuah hutan belantara usai membunuh korban. Kami kejar dan akhirnya pelaku kami bekuk di sebuah rumah di Kota Pekalongan," ucap Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan di Mapolres setempat, Jumat, 22 September 2017.
Advertisement
Pelaku membunuh seorang dukun bernama Sugeng (55) yang tak lain adalah tetangganya sendiri dengan cara sadis.
"Korban meninggal dunia akibat luka tebasan benda tajam berulang-ulang kali di sekujur tubuhnya. Ada sebelas titik luka sobek di tubuh korban," ia menambahkan.
Baca Juga
Informasi yang berhasil dihimpun Liputan6.com, usai membunuh korban pada Selasa, 19 September 2017, siang, pelaku melarikan diri ke hutan di perbatasan Kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara.
Hingga malam hari, polisi dibantu warga memburu, tetapi pelaku tidak ditemukan batang hidungnya. Diketahui, motif pembunuhan korban karena tersulut dendam lama hingga tersulut emosi dan berlaku di luar kendali.
"Pelaku nekat membunuh korban karena dendam lama selama bertahun-tahun dan korban dianggap telah mengguna-guna atau menyantet ayahnya. Karena sakit yang diderita ayah pelaku tidak sembuh-sembuh pelaku menuding itu semua akibat perbuatan korban," jelas Wawan.
Polisi telah mengamankan barang bukti berupa pakaian milik korban, sandal jepit, dan pakaian milik pelaku. "Ancaman hukuman pelaku pembunuhan ini penjara 20 tahun hingga seumur hidup," tegas Kapolres.
Saksikan video pilihan berikut ini!
Dendam Lama
Sementara itu, pelaku Eko Budiono mengaku nekat melakukan pembunuhan sadis itu karena dendam kepada korban. "Sudah 8 tahun lebih saya menyimpan dendam kepada korban. Ayah saya sakit karena dia guna-guna," kata pelaku.
Ia menuturkan, sudah berupaya membawa ayahnya ke beberapa rumah sakit di Pekalongan. Namun, hasilnya penyakit yang diderita ayahnya tak kunjung diketahui. Bahkan, penyakitnya semakin hari semakin parah.
"Kata dokter, sakit ayah saya enggak bisa disembuhkan medis. Makanya keluarga meyakini kalau dia (korban) yang bikin ayah saya sakit-sakitan," katanya.
Usai membunuh di kediaman korban, pelaku kemudian kembali ke rumahnya serta membawa ayahnya yang sedang sakit di rumah untuk melarikan diri.
"Saya ajak ayah kabur dari rumah, karena saya khawatir kalau nanti warga main hakim sendiri kepada ayah di rumah," jelasnya.
Selama dalam pelarian di hutan, pelaku berjalan menyusuri hutan sepanjang puluhan kilometer hingga ke perbatasan Banjarnegara.
"Ayah sudah nggak kuat jalan, makanya saya tinggal di hutan. Capek kaki saya semalaman gelap gulita jalan puluhan kilometer membelah hutan, hingga akhirnya saya ke rumah teman saya di Kota Pekalongan untuk istirahat," imbuhnya.
Kepada polisi, karena khawatir ada aksi massa main hakim sendiri. Pelaku meminta agar ayah dan ibundanya untuk sementara waktu mendapat perlindungan khusus dari polisi.
Advertisement
Pelaku Juga Bacok Istri Korban
Istri korban, Kunifah (44) menerangkan, sebelum aksi sadis itu terjadi, dia dan suaminya tengah duduk di ruang tamu sambil minum kopi.
Keduanya sedang menunggu tamu. Tiba-tiba, pelaku mendobrak pintu rumahnya dan langsung menyerang suaminya dengan parang. Kunifah yang berusaha melerai justru terkena luka bacok di punggungnya. Setelah itu, pelaku, Eko, lari ke dalam hutan.
"Saya berusaha melerai, justru ditebas dan terkena bagian punggung. Untung tidak parah. Saya hanya bisa berteriak minta tolong saat suami saya dibantai. Sementara warga tak berani melerai karena pelaku membawa senjata tajam juga keris," ucap Kunifah.
Dia mengaku tidak tahu penyebab pelaku tiba-tiba masuk dan membacok suaminya. Sebelumnya juga tidak ada pertengkaran antara suaminya dengan Eko ataupun dengan orang tua Eko Budiono.
Kepala Desa Tembelang Gunung, Slamet, menyebutkan, berdasarkan keterangan sementara warga sekitar, orangtua pelaku sudah lama menderita sakit yang tak kunjung sembuh.
Pelaku mendapat informasi, orangtuanya sakit akibat ulah korban yang dianggap sebagai orang pintar ahli guna-guna atau dukun santet.
"Namun, kami sangat yakin informasi mengenai korban sebagai dukun santet hanya fitnah tak berdasar karena selama ini saya kenal baik dengan korban," kata Slamet.Â
Â