Liputan6.com, Karangasem - Saat ini, Gunung Agung sudah berstatus awas. Kenaikan level itu diberlakukan sejak Jumat, 22 September 2017 pukul 20.30 Wita. Meskipun begitu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi‎ (PVMBG), Kasbani ‎tak bisa memprediksi kapan Gunung Agung meletus.
Di sisi lain, pakar vulkanologi, Surono menjelaskan jika karakter letusan Gunung Agung tidak pernah kecil. Bahkan, kata pria yang akrab disapa Mbah Rono ini, letusan Gunung Agung akan lebih besar dari letusan Gunung Merapi pada tahun 2010.
Advertisement
Baca Juga
"Karakter Gunung Agung letusannya tidak pernah kecil. Paling tidak, lebih besar dari Merapi tahun 2010," kata Surono di Karangasem, Bali, Sabtu (23/9/2017).
Surono menambahkan Gunung Agung juga akan memuntahkan material yang lebih besar dari Gunung Merapi.‎ "Kalau lebih besar (dari Gunung Merapi), maka (muntahan material) lebih besar dari 150 juta meter kubik (yang dimuntahkan Merapi)," dia mengungkapkan.
Hingga kini, warga sudah membludak di pos-pos pengungsian. Mereka mengungsi sejak status Gunung Agung dinaikkan levelnya menjadi awas.
Wakil Bupati Karangasem, ‎I Wayan Arta Dipa menjelaskan, warga dalam radius 9 kilometer dari titik puncak Gunung Merapi sudah mengungsi. "Terdapat 20 desa dengan penduduk sebanyak 64 ribu di radius 9 kilometer. Titik ketinggian Gunung Agung di radius 9 kilometer yakni 900 meter. Sementara hingga titik 700 meter sudah tak ada lagi penduduk," demikian Arta Dipa.
Sementara itu, PVBMG juga menetapkan jarak aman berada pada radius 12 kilometer dari puncak Gunung Agung. Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah melakukan penyisiran terhadap warga yang berada hingga radius 12 kilometer tersebut.
Â
Simak video pilihan berikut ini: